Suasana masih belum berubah, hanya air muka Minah yang tiba-tiba berubah. Hati-hati ia duduk disamping suaminya, dan kembali menatap purnama yang mungkin cemburu dengan kemesraan mereka.
"Ada apa mas?"
"Fina kemana?"
"Sedang belajar, mau aku panggilkan?"
"Tidak perlu, biarkan saja."
"Ada yang mengganggu pikiranmu? Soal permintaan anakmu?"
"Jelas Min, kamu tahu sendiri penghasilanku tak menentu, sedangkan permintaan anakmu itu..."
Parjo menerawang jauh ke arah purnama yang sedang lekat menyaksikan percakapan mereka. Minah pun seperti kehabisan kata untuk perbincangan yang baru saja dimulai itu.
"Lantas rencanamu bagaimana Kang?"
"Lusa aku akan merantau Min, kerja di pabrik ikut Kang Parmin, aku rasa lebih menguntungkan. Dan tentunya bisa memenuhi keinginan Fina."
"Sudah dari kemarin-kemarin, Kang Parmin menghubungi Aswan kalau pabrik tempatnya bekerja membutuhkan beberapa karyawan lagi."