Mohon tunggu...
SRI HARTONO
SRI HARTONO Mohon Tunggu... Supir - Mantan tukang ojol, kini buka warung bubur ayam

Yang penting usaha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nemu Duit

1 Desember 2021   10:10 Diperbarui: 1 Desember 2021   10:30 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Nemu Duit / Dokpri

Kami langsung janjian ketemuan. Begitu bertemu, tanpa banyak pertanyaan gawai langsung diserahkan kepada saya. Bapak itu mengenali saya dan tahu profesi saya sebagai tukang ojol.  Beliau menemukan gawai saya di jalan karena ada orderan masuk dan gawainya berbunyi. 

Saya ingin  memberikan imbalan sebagai tanda terima kasih tetapi Bapak itu menolak. Akhirnya saya jadi sering singgah ke warung itu untuk makan atau sekedar ngobrol saja. 

Ketika gawai saya hilang untuk kedua kalinya, yang menemukan adalah dua anak muda. 

Waktu itu hari sudah malam, begitu gawai tidak ada, saya secepatnya menghubungi via gawai lain dan langsung diterima. 

Kami juga janjian di sebuah tempat. Setelah kami bertemu, gawai langsung diserahkan kepada saya. Awalnya  mereka tidak mau saya beri imbalan. Tetapi karena saya paksa, akhirnya sejumlah rupiah ala kadarnya mereka terima juga. 

Saya sedikit memaksa karena biasanya anak muda yang nemu gawai langsung dimiliki saja. Apalagi waktu itu gawai saya terbilang baru dengan harga 2 jutaan. Bila ada anak muda yang masih mau mengembalikan, hal itu termasuk kejadian yang langka. 

Melihat kejadian kejadian diatas mungkin orang orang yang menemukan adalah mereka yang punya karakter baik. Tetapi saya yakin, pasti ada campur tangan Yang Kuasa didalamnya. 

Kembali ke nemu uang. 

Jika saya nemu uang 1 milyar gimana? 

Saya pernah mengandaikan kejadian itu juga. 

Mula mula saya bingung menjawabnya, tetapi akhirnya ketemu win win solution jika saya benar benar nemu uang 1 milyar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun