Demikian pula saat nemu gawai di sebuah halte Trans Semarang (BRT) di Semarang. Â Karena gawai tidak bisa dibuka, barang itu di foto kemudian saya berikan kepada petugas BRT untuk disebarkan melalui medsos mereka.Â
Apakah tidak rugi mengembalikan barang barang tersebut?Â
Percayalah teman, apa yang kita tabur pasti kita tuai.Â
Dompet saya pernah hilang selama 8 bulan di kantor lama. Ajaibnya, 2 bulan sebelum saya resign, dompet itu ketemu diatap rumah. Mungkin dulu waktu saya nongkrong disana, tak sadar dompetnya jatuh.Â
Gawai saya juga pernah hilang dua kali. Saat berkendara barang itu terlempar dari saku jaket.Â
Betapa bingungnya saya saat itu. Banyak data dan dokumentasi keluarga yang penting ada di dalamnya. Akun ojol saya juga ada di gawai tersebut.Â
Saya lebih baik kehilangan dompet daripada gawai. KTP, SIM, STNK bisa diurus lagi, tetapi dokumentasi kan susah dicari. Tidak mungkin saya pergi time travel ke masa lalu untuk membuat dokumentasi yang sama lagi.Â
Untungnya..Â
Sekali lagi untungnya..Â
Begitu gawai saya hubungi lewat gawai istri, panggilannya langsung diterima.Â
Yang nemu adalah seorang Bapak penjual nasi di sebuah warung. Beberapa kali saya pernah makan diwarung itu.Â