Kebiasaan menyapa itu juga kami berikan saat bertemu dijalan. Tentunya tidak bersalaman tetapi cukup dilakukan dengan saling membunyikan klakson atau menganggukkan kepala. Apapun cara menyapanya, membuat kebersamaan dan persaudaraan kami semakin kuat.Â
Setelah sekian lama berkutat dalam dunia sapa menyapa, saya banyak menemukan banyak hal positif dari kebiasaan baik itu.Â
1. Menyapa tanda persahabatan dan persaudaraan.Â
2. Saling menyapa berarti saling menghormati. Â
Sederajat atau tidak, bila saling menyapa, berarti ada penghormatan yang diberikan kepada lawan sapaanya. Apalagi bagi orang yang merasa kebih rendah derajat pangkatnya, mereka akan merasa tersanjung.Â
3. Menyapa adalah toleransi. Â
Saya dan banyak orang lain menyapa kepada siapa saja. Beda agama, ras, gender, status, pendidikan dll tidak menghalangi kami untuk saling menyapa. Itu adalah wujud toleransi yang memandang bahwa semua manusia sama sama ciptaanNya.Â
4. Menyapa wujud dari perdamaian.Â
Sering kita mendengar kalimat 'mereka tidak saling bertegur sapa karena ada perselisihan', ini berarti jika saling menyapa berarti kita tidak ada perselisihan. Ada perdamaian diantara kita.Â
5. Menyapa itu sehat.Â
Otot diwajah kita akan aktif bergerak saat berbicara, tersenyum, apalagi tertawa. Jika otot banyak bergerak, itu seperti halnya kita berolah raga. Kulit wajah tidak cepat kendur dan bisa terlihat awet muda.Â