Melihat kapasitas dan hasil kerja saya, akhirnya Pak Direktur memberi tugas khusus untuk membantu divisi HRD yang saat itu sedang melakukan seleksi memilih karyawan baru setingkat manager.Â
Tugas saya menerima lamaran yang masuk, melakukan korespondensi dengan para pelamar dan melayani mereka saat test dan wawancara.Â
Sekali lagi, karena sudah dibekali ilmunya saat kuliah, tanpa kesulitan saya bisa melakukan tugas tambahan tersebut.Â
Bahkan tanpa diminta, para pelamar saya klasifikasikan menjadi beberapa klaster seperti tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan asal daerah.Â
Hal itu untuk mempermudah tim HRD dalam melakukan pemanggilan pelamar dan melakukan wawancara.Â
Tampaknya kinerja saya dipantau oleh pemilik perusahaan. Saat tugas magang akan berakhir, saya ditawari kerja untuk menjadi staff administrasi. Saya menolak karena sudah mempunyai keinginan bekerja di bidang kepariwisataan di Bali.Â
Ada 2 hal yang menjadi catatan saya waktu itu yaitu;
Pertama; Â adanya dana tambahan untuk transport dan makan yang harus disediakan orang tua karena saya magang diluar kota.Â
Kedua; Saya tidak menerima kompensasi apapun. Rupanya tidak ada dana dari perusahaan yang disediakan bagi pekerjaan magang.Â
Tak mengapa karena saya sudah mendapatkan ilmu, pengalaman dan koneksi baru.Â
Magang kedua saya di salah satu hotel bintang lima di Jakarta. Kejadian itu saya alami di tahun 1997.