"Iya... aku berjanji sehidup semati denganmu," Dex menggenggam erat jemari Michelia. Oma tidak kuasa menahan haru melihat adegan itu.
*
Michelia melepas kepergian Dex dengan penuh air mata.
"Burung besi itu akan memisahkan kita, kamu akan pergi lagi meninggalkanku," Michelia menangis terisak.
"Sabarlah Sayang, sesuai janjiku pada Oma, aku akan kembali lagi dan datang bersama keluargaku untuk melamarmu."
"Kamu tidak bohong kan?"
"Masa aku tega membohongimu? Tuhan akan menjaga keselamatan kita semua. Aku pamit ya," Dex memeluk Michelia yang seakan tidak mau melepaskannya. Gadis itu memeluk erat tubuh Dex.
"Kamu kenapa Sayang?"
"Entahlah... rasanya aku ingin selalu memelukmu seperti ini," bisik Michelia di telinga Dex.
"Aku janji akan kembali untukmu. Waktuku sudah tiba untuk berangkat," Dex melepaskan pelukan Michelia dan berjalan mengikuti rombongan pilot dan pramugari yang akan menaik pesawat. Michelia membiarkan air matanya meleleh membasahi pipi. Malang tidak dapat di tolak. Pesawat yang sedang dalam perjalanan menuju ke Amerika terkena musibah. Dex yang menjadi co-pilot ikut menjadi korban dalam musibah itu. Bangkai pesawat dan aneka barang tersebar di laut. Terlihat tubuh jenazah bergelimpangan di atas lautan dan menjadi trending topic di mana-mana. Michelia menjerit histeris saat menerima kabar pesawat yang membawa Dex mengalami kecelakaan.
"Omaaaa...." Michelia berteriak histeris di dalam pelukan neneknya. Wajah keriput itu berderai air mata. Rasanya tidak percaya Dex pergi secepat itu.