Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist, I believe my fingers. Cerpen pertama Kartini Dari Negeri Kegelapan menjadi Juara III Lomba Menulis Cerpen (Defamedia, Mei 2023); Predikat Top 15 Stories (USK Press, Agustus 2023); Juara II Sayembara Cerpen Pulpen VI (September 2023); Juara II Lomba Menulis Cerpen Bullying (Vlinder Story, Juni 2024); Predikat 10 Top Cerpen Terbaik (Medium Kata, Agustus 2024); Juara III Lomba Menulis Cerpen The Party's Not Over (Vlinder Story, Agustus 2024); Predikat 10 Top Cerpen Terbaik (Medium Kata, Oktober 2024). Novel yang telah dihasilkan: Baine (Hydra Publisher, Mei 2024) dan Yomesan (Vlinder Story, Oktober 2024). Instagram: @srifirnas; personal website https://www.aminahsrilink.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

[3] Di Balik Pintu Kematian: Pekik Keramaian

14 Desember 2024   09:00 Diperbarui: 14 Desember 2024   14:31 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Aku tidak mau berlama-lama lagi, Zarek Nocturne. Cepatlah memohon ampun kepada Dewi Bulan, Wolfram dan saudara seperguruanmu sebelum aku mengirimmu kembali ke neraka.”

“Kamu semakin pintar mengancamku ya. Apakah kamu merasa Bola Emerald dan Wolfram tua bangka itu mampu melindungimu dari kekuatan dahsyatku? Jangan bermimpi gadis kecil.”

Himeko memejamkan matanya. Jiwanya menyatu ke dalam Bola Emerald. Pertarungan sengit tidak dapat dielakkan dan keduanya mengeluarkan jurus andalan masing-masing.

“Segera berlutut mohon maaf kepada Wolfram atas kesalahanmu sebelum engkau kuhabisi,” Himeko kembali mengingatkan Zarek Nocturne, si murid murtad.

“Justru Wolfram harus berlutut mohon ampunanku. Karena dialah mataku menjadi cacat seperti ini,” Zarek Nocturne menunjuk kelopak matanya yang bolong tertusuk pedang Wolfram saat dia akan membunuh gurunya. Zarek Nocturne mengarahkan pedangnya ke leher Himeko.

“Kamu memang keras kepala,” Himeko mengarahkan Bola Emerald ke dada Zarek Nocturne. Bola ajaib itu mengeluarkan cahaya hijau. Tubuh Zarek Nocturne tumbang ke tanah bersimbah darah karena isi dadanya berhamburan. Himeko kembali mengarahkan Bola Emerald ke tubuh Zarek Nocturne dan cahaya suci Bola Emerald membakar jasad itu. Seiring terbakarnya jasad Zarek Nocturne, maka istana, semua pengikut dan pohon sialang penyangganya berubah menjadi debu. Langit gelap menjadi terang benderang, ladang padi emas dan padang pasir berubah menjadi hamparan hijau memenuhi pemandangan. Semua kutukan musnah dan tikus bergigi biru berubah menjadi manusia lagi, termasuk orang tua Himeko dan Mr. Augusta. Lelaki itu pergi meratapi penggalan kepala istrinya yang tergeletak di atas tanah berdebu.

“Ayah dan Ibu,” Himeko berteriak senang sambil melambaikan tangan kepada pasangan yang terlihat kebingungan. Uno Wooden dan istrinya  sangat terkejut melihat kehadiran Himeko. Ibunya langsung berlari dan memeluk anak gadisnya penuh kerinduan.

“Anakku sayang, begitu lama Ibu selalu merindukan kehadiranmu,” Ibu mencium pipi Himeko. Uno Wooden datang dan memeluk mereka berdua.

“Sebelum kita pulang, sudilah Ayah dan Ibu mengantarkanku membuang abu perusuh ini ke pegunungan,” Himeko menjentikkan jarinya dan semua abu jasad Zarek Nocturne masuk ke dalam guci porselen yang berada di tangannya. Orang tuanya sangat takjub melihat kemampuan anaknya itu.

“Kita menaik apa? Ke gunung itu jauh…” ibu Himeko mendesis kuatir.

“Ayah dan Ibu, silahkan berdiri di sampingku,” mereka bertiga menghilang dibawa angin menuju ke pegunungan untuk membuang abu Zarek Nocturne.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun