Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist, I believe my fingers. Cerpen pertama Kartini Dari Negeri Kegelapan menjadi Juara III Lomba Menulis Cerpen (Defamedia, Mei 2023); Predikat Top 15 Stories (USK Press, Agustus 2023); Juara II Sayembara Cerpen Pulpen VI (September 2023); Juara II Lomba Menulis Cerpen Bullying (Vlinder Story, Juni 2024); Predikat 10 Top Cerpen Terbaik (Medium Kata, Agustus 2024); Juara III Lomba Menulis Cerpen The Party's Not Over (Vlinder Story, Agustus 2024); Predikat 10 Top Cerpen Terbaik (Medium Kata, Oktober 2024). Novel yang telah dihasilkan: Baine (Hydra Publisher, Mei 2024) dan Yomesan (Vlinder Story, Oktober 2024). Instagram: @srifirnas; personal website https://www.aminahsrilink.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

[3] Di Balik Pintu Kematian: Pekik Keramaian

14 Desember 2024   09:00 Diperbarui: 14 Desember 2024   14:31 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Aku kuatir keselamatannya. Pasti dia akan mencari orang tuanya di istana Zarek Nocturne.”

“Kenapa kamu harus cemas? Sekarang pikirkan bagaimana kita dapat hidup aman tanpa gangguan Zarek Nocturne. Aku bosan setiap tahun harus mengirim upeti padi emas kepada penguasa laknat itu. Seharusnya dia memberikan upeti kepada kita karena telah mengembalikan nyawanya.”

“Diamlah Margo, mulut lancangmu dapat membawa kita menjadi tikus bergigi biru seperti yang dilakukan oleh Zarek Nocturne pada Uno Wooden dan istrinya,” maki Mr. Augusta. Lelaki itu meninggalkan istrinya yang cemberut.

*******

           

Himeko menangis dan terus berlari menuju ke istana Zarek Nocturne. Tiba-tiba dia berhenti dan mengeluarkan Bola Emerald dari sakunya.

“Wahai Dewi Bulan dan Bola Emerald. Mohon bantuanmu untuk mengenyahkan Zarek Nocturne dan menyelamatkan kedua orang tuaku dari kutukannya,” Himeko mencium bola ajaib itu dan menempelkannya di dahinya. Muncullah asap tipis menutupi seluruh tubuhnya. Ternyata dia telah berganti baju dan  badannya melayang menembus awan. Himeko  mendarat dengan selamat di hadapan pohon sialang yang menopang istana Zarek Nocturne. Sepasukan lebah maut mendatanginya.

“Kamu datang mencari mati ya?” lebah maut itu mengejek Himeko yang mengenakan baju dan ikat kepala berwarna putih. Wjah gadis itu memancarkan cahaya berkilau.

“Sampaikan pada Zarek Nocturne, aku menantangnya untuk berduel di sini.”

“Lancang sekali kamu langsung menyebut nama Yang Mulia. Memangnya dia siapamu?” lebah maut itu akan menusukkan pedang beracunnya ke dada Himeko namun dia terpental. Tubuhnya terdorong kekuatan tidak terlihat. 

“Kurang ajar, kamu mau pamer kekuatan di sini? Rasakan tikaman pedangku,” sang lebah maut kembali menusuk dada Himeko namun gagal. Ulahnya menjadi bahan tertawaan lebah maut lainnya. Segera terdengar yelyel sangat menyakitkan hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun