Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Lecturer

I am entomologist, I believe my fingers. Cerpen pertama Kartini Dari Negeri Kegelapan menjadi Juara III Lomba Menulis Cerpen (Defamedia, Mei 2023); Predikat Top 15 Stories (USK Press, Agustus 2023); Juara II Sayembara Cerpen Pulpen VI (September 2023); Juara II Lomba Menulis Cerpen Bullying (Vlinder Story, Juni 2024); Predikat 10 Top Cerpen Terbaik (Medium Kata, Agustus 2024); Juara III Lomba Menulis Cerpen The Party's Not Over (Vlinder Story, Agustus 2024); Predikat 10 Top Cerpen Terbaik (Medium Kata, Oktober 2024). Novel yang telah dihasilkan: Baine (Hydra Publisher, Mei 2024) dan Yomesan (Vlinder Story, Oktober 2024). Instagram: @srifirnas; personal website https://www.aminahsrilink.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

[3] Di Balik Pintu Kematian: Pekik Keramaian

14 Desember 2024   09:00 Diperbarui: 14 Desember 2024   14:31 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Masa lebah maut kalah sama perempuan.”

“Wehhh… tunjukkan kekuatan pedangmu. Tidak ada apa-apanya kamu ini. Hahahaha….”

“Yaelah… masa takut sama anak bau kencur?”

Yelyel ini membuat sang penyerang gelap mata. Dia berlari kencang dan segera menusukkan pedangnya ke dada Himeko. Sayangnya ujung pedang itu berbelok dan menusuk perutnya. Darah hitam muncrat dari bekas tusukan, tubuh si penyerang tumbang mencium bumi. Pasukan lebah maut lainnya segera merubung Himeko dan semuanya tumbang berlumuran darah.

*******

Nun jauh di dalam balairung istana, jantung Zarek Nocturne tiba-tiba deg-degan. Diciumnya aroma kematian memasuki ruangan tempatnya bersantai. Sebelum beranjak dari tahtanya, serombongan lebah maut datang melaporkan keributan yang terjadi. Zarek Nocturne segera meraih pedangnya dan menuju arena. Dia merasa malaikat maut telah datang untuk menjemputnya kembali ke alam baka. Dia mau hidup dalam keabadian dan tidak mau terganggu oleh persoalan receh. Dengan anggun Zarek Nocturne melayang turun menemui lawannya.

“Kita bertemu untuk kedua kalinya, hai penguasa dzolim,” Himeko menyapa Zarek Nocturne.

“Kamu mau seperti dia?” Zarek Nocturne menunjukkan tongkat berisi penggalan kepala Margo Augusta ke hadapan Himeko. Mata mayat itu membelalak seram dan mulutnya menganga mengeluarkan darah. Gadis itu merasakan perutnya mual seketika.

“Perempuan ini telah membangkitkanku dari kematian, namun dia termakan oleh ritual sumpahnya. Kamu mau menjadi seperti dia?”

“Kapan kamu membunuhnya?” Himeko bertanya gagap.

“Setelah kamu meninggalkan rumahnya, pasukanku datang mengobrak abrik tempat itu dan memenggal kepala pemiliknya. Augusta kubiarkan menjadi budakku, itu dia sedang menjilat sepatuku,” Zarek Nocturne menendang seekor tikus gemuk yang berada di dekat sepatunya. Himeko terpekik ngeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!

7 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun