"I am sorry Dell."
"It is okay. I just feel tired," wajahku sudah pucat pasi menahan sakit.
Tanpa kuduga, Kevin segera menggendongku melewati jejeran lampu jalan Larimer Street.
"I will bring you until our destination."
Air mataku tumpah ruah. Aku harus segera menghentikan drama lebay demi menguji keseriusan Kevin. Isak tangisku memecah kesunyian. Ternyata jauh juga jarak dari Wellness Center ke resto pizza Italia tujuan Kevin. Ternyata cowok ini berhati baja menghadapi lebay-ku ini.
"I apologise Kevin for all of my manner to you."
"It is okay Dell. Do you know, you are very affectionate woman. Since I met you in King Soopers, I am feeling in love to you. I am always remember your dime. Do you still kept for me?"
Duh kerongkonganku tiba-tiba tercekat. Ribuan rasa galau terasa menusuk dadaku. Dime kenangan itu masih setia menjaga dompetku.Â
Kevin terus berjalan sambil menggendongku menyeberangi 1398 Market Street menuju ke Osteria Marco. Tanpa terasa kami telah tiba di salah satu restoran Italia yang berada di tengah kota Denver. Kevin memilih duduk di pojokan yang menghadap ke jalan. Aku menggelengkan kepala tidak mengerti melihat berbagai nama menu yang bahasanya sangat aneh. Kevin sangat tanggap, dia segera memesankan menu yang masuk akal untukku, Â Chicken parmesan sandwich yang isinya berupa keju mozzarella, fontina (keju Italia yang terbuat dari susu sapi berasal dari pegunungan) disajikan bersama house focaccia (semacam roti Italia yang tipis terbuat dari tepung gluten). Di dalam hati aku berucap, menjadi pacarnya Kevin lidahku harus siap menerima gempuran masakan Italiano. Kevin memesan pizza Carne berisi sausage, meatball, pepperoni bertabur ricotta buatan resto itu. Sebagai tambahannya dia memesan seasonal bruschetta berisi herberd goat cheese, berbagai sayuran panggang dengan siraman cuka terbuat dari buah pir. Dia menyuruhku memilih minuman, kami deal memesan minuman cola dingin dalam sebuah classical pitcher.
Sambil menunggu hidangan datang, Kevin kembali memeriksa pergelangan kakiku. Dipijatnya beberapa titik yang berada di sekitar tempat yang sakit. Ya Tuhan, aku merasakan kakiku lebih nyaman. Â Aku memperhatikan jari kekar Kevin memijat lembut kakiku yang sudah terasa lebih ringan. Wajahnya terlihat sangat lelah namun seulas senyum manis selalu menghias bibirnya. Batinku jejeritan tidak percaya, duh lelaki ini baik sekali dan penyayang kok dikasih drama lebay. Gimana sih kamu Dell.
Hidangan tiba disertai dengan asap yang mengepul tipis. Wangi daun basil dan oregano terasa sangat  menggoda cuping hidungku. Suhu udara dingin membeku membuat perutku bernyanyi riang minta diisi. Kevin segera memotong pizza dan menyuapkannya ke mulutku. Perhatiannya yang tulus membuat makanan itu terasa sangat berat masuk ke dalam kerongkonganku.