• Kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan, model pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan kurang            maksimal.
Latar Belakang Permasalahan :Â
     Kemampuan berpikir kritis atau critical thinking siswa masih kurang karena kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk mengembangkan pengetahuan yang dimiliki, mengevaluasi dan menghubungkan dengan fakta atau informasi dari berbagai sumber.
     Berdasarkan hasil kajian literatur, hasil wawancara dan melalui observasi dan pengamatan dapat diketahui bahwa penyebab kurangnya kemampuan berpikir kritis peserta didik adalah :
      • Kurangnya literasi peserta didik.
      • Beberapa siswa cenderung tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru akibatnya siswa tidak dapat menjawab          pertanyaan yang diberikan oleh guru.
      • Kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan, model pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan kurang            maksimal.
      Praktik pembelajaran ini penting untuk dibagikan atau didesiminasikan kepada rekan guru atau sejawat karena penulis dan rekan guru memiliki permasalahan yang sama yaitu kurangnya motivasi belajar dan kurangnya kemampuan berpikir kritis peserta didik. Harapan dari kegiatan berbagi praktik baik ini yaitu bisa menjadi bahan referensi bagi guru lain dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
 Pentingnya penerapan praktik pembelajaran ini menurut saya karena :
- Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match untuk mempermudah siswa dalam       memahami materi dan menjadikan siswa agar lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran sekaligus dapat Â
      mendorong peserta didik membangun konsep dan pemahaman mereka. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make        a  Match ini mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan mengembangkan ketrampilan berpikir kritis.
- Â Motivasi dan hasil belajar peserta didik meningkat, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match mendorong peserta didik bersemangat untuk belajar. Hal ini ditunjukkan ketika kegiatan kuis mencocokkan kartu antara kartu soal dan kartu jawaban sudah benar atau belum sampai kartu bisa terpasang semua di papan tulis dan presentasi peserta didik berani memberikan pendapat.Â
- Dalam penerapan model pembelajaran tipe Make a Match guru tidak lagi menjadi center of knowledge tetapi sebagai fasilitator dan peserta didik bisa membangun konsep pelajaran dan pemahaman dalam suasana yang menyenangkan.
- Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan mode kuis kertas berwarna ( berisi kartu pertanyaan dan kartu jawaban) dapat mendorong guru memanfaatkan teknologi sehingga kegiatan belajar mengajar lebih interaktif. Selain itu, guru akan termotivasi untuk menggunakan media pembelajaran inovatif lainnya.
  Adapun peran dan tanggung jawab penulis dalam praktik pembelajaran ini adalah sebagai berikut :Â