Sepanjang perjalanan ke Surabaya aku hanya terdiam dan tidak lagi mendengarkan apa-apa yang diceritakan pak Usman. Sampai akhirnya kereta sampai juga di stasiun Turi Surabaya.
Kami turun beriringan
"Dik Wati, maaf boleh minta nomer telponnya?" tanya pak Usman pada saat di peron
"Oh maaf pak, saya buru-buru. Itu sopir saya sudah menunggu. Senang berkenalan dengan bapak" jawab saya sambil berlalu berjalan terburu-buru
"Ngasih nomer telpon ke Pak Usman sama saja cari penyakit baru dalam hidupku"
Aku sangat bersyukur pada Tuhan atas segala takdir yang diberikan padaku, aku sangat bersyukur tidak mempunyai masalah seperti yang dialami oleh Pak Usman dan bu Erna. Tuhan itu baik, sebaik-baiknya pengatur kehidupan di dunia. Terima kasih Tuhan atas berkatmu pada kehidupanku.
Note : Jangan terlalu serius bacanya. hanya fiksi belaka, mendengar cerita temen saja hahaha
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI