Rasa itu mendesak desak dadaku dan memenuhi ruang di hatiku. Rasa indah itu bertengger dengan sombongnya mengalahkan akal sehat dan logikaku.Â
Sangat konyol memang, bagaimana mungkin pertahanan yang begitu kokok selama puluhan tahun akan runtuh hanya dengan beberapa bulan saja. "oh Tuhan kenapa Kau kirimkan mahluk yang begitu sempurna dan begitu mengerti aku"
Siapakah sebenarnya mahluk ini Tuhan, mengapa dia harus ada, mengapa aku harus bertemu, mengapa harus ada rasa lain kepadanya? Berjuta -- juta pertanyaan bergelayut dalam kepalaku.Â
Betapa aku sangat bodoh. Sungguh besar dosa yang sudah aku perbuat Tuhan, sehingga Engkau memberikan "rasa indah" ini sebagai hukuman berat dalam hidupku.
Siang malam aku berdoa agar dihilangkan rasa itu. Senyumnya, konyolnya, bijaksananya semua seakan begitu sempurna di mataku. Sementara aku sudah tak lagi belia, sudah hampir 50 tahun.Â
Tuhan, aku malu padaMu Tuhan. Utusan penjemputMu satu-persatu sudah menghapiriku. Helai demi helai rambut putih datang, hari demi hari keriput di tubuh pun tiba. Adalah semua itu tanda -- tanda utusan penjemputMu Tuhan. Aku tahu, aku paham betul.
Semua yang aku lakukan untuk melupakan dan menghilangkan "rasa indah" Â itu sia -- sia
"Rasa bodoh apa ini" aku mulai memaki diriku sendiri
Akhirnya aku putuskan "menutup aurat"
Ya, aku mulai berhijab January 2015, aku berharap agar dengan begitu aku akan bisa menjaga hatiku. Menutup hatiku atas hal -- hal konyol ini. Aku pun tidak pernah tau dan tidak penting untuk dipertanyakan apakah dia merasakan hal yang sama "suka aku kah dia?"
No never, aku tak akan bertanya hal itu karena tujuanku adalah bagaimana agar rasa ini hilang