3. Suara Hati : Telaah TeologisÂ
Teologi moral Katolik menekankan keutamaan dan martabat suara hati. Suara hati tidak dapat diganggu gugat bahwa tak seorang pun boleh dipaksakan untuk bertindak bertentangan dengan suara hatinya. Suara hati dipahami sebagai desakan dari dalam hati seseorang untuk melakukan sesuatu, yang tidak hanya terkait dengan pengetahuan atau kehendak bebas seseorang, tetapi juga meliputi aspek afektif, intuitif dan kebiasaan serta aspek somatik seseorang.
Suara hati menyangkut komitmen pribadi terhadap nilai- nilai serta keputusan yang diambil seseorang untuk mewujud- kan nilai-nilai. Dalam konteks pemahaman tentang suara hati yang holistik itu, Gereja Katolik membedakan tiga unsur dalam suara hati, yakni: synderesis, pengetahuan moral dan hati nurani.
4. Suara Hati dan kebenaranÂ
Suara hati berakar dalam kebenaran ( tentang manusia, tentang hukum, dan tentang apa yang baik dan jahat ). yang baik dan jahat. Karena kebenaran mendahului suara hati maka suara hati harus menaati kebenaran. Ketika kebenaran- kebenaran dasariah diabaikan, maka akan ada kesalahan dalam keputusan. Suara hati membuat keputusan yang salah jika suara hati tidak mempedulikan kebenaran tentang sesuatu.
Otoritas tertinggi dari prinsip moral adalah kebenaran. Kebenaran dicapai berkat pencarian tanpa lelah. Suara hati amat erat kaitannya dengan kebenaran objektif, universal dan rasional. Suara hatilah yang mendorong serta mengingatkan orang untuk secara tetap mengimplementasikan kebenaran- kebenaran tersebut dalam sikap dan tindakannya.
Suara hati harus bebas mengikuti kebenaran, karena kebenaran adalah cahaya tetap yang tidak pernah akan pudar. Suara hati dengan sendirinya akan sampai pada kebenaran. Jika manusia sungguh menggunakan akal budi maka dia dapat mencermati dan memilah mana yang baik dan yang jahat.
5. Pembinaan Suara HatiÂ
Setiap manusia haru membentuk / membina suara hatinya. Oleh karena itu pembinaan suara hati harus mengarah kepada tanggung jawab dan fungsi kritis. Fungsi kritis suara hati dapat terungkap dalam menjawab pertanyaan refleksif, seperti, apakah keputusan yang diambil atau direncanakan selaras dengan makna hidupyang diyakini, dan selaras dengan tugas hidup serta Cita-cita yang merupakan penjabaran makna hidup tersebut.
Fungsi kritis juga mengarahkan tindakan manusia agar selaras dengan keyakinan umum yang hidup dan berkembang dalam masyarakat, juga melakukan peran kritis terhadap keyakinan umum tersebut. Dengan fungsi kritisnya suara hati memperlihatkan aspek tanggung jawabnya yakni mendorong orang untuk tetap kritis dan berani memperjuangkan nilai-nilai yang dasariah demi kebaikan manusia secara keseluruhan.
6. Sarana-sarana Pembinaan Suara HatiÂ