Motivasi melandaskan orang untuk melakukan dan tidak melakukan sesuatu. Jika seseorang ingin melakukan sesuatu, maka ia berani untuk melakukannya karena dibarengi dengan motivasi yang kuat, atau juga sebaliknya, ketika ada seseorang yang motivasinya melemah akan menjadikan dirinya tidak bersemangat dalam melakukan sesuatu untuk mencapai tujuannya.
Subjek
Subjek mempertanggungjawabkan tindakannya, dan lewat tindakannya, dia justru merealisasikan, mengekspresikan, dan mengembangkan dirinya, serta mencapai kualitas moral tertentu. Seseoarang ditentukan baik atau jahat ditentukan dari apa yang diperbuatnya.
Manusia bertanggung jawab atas tindakanya
Jika suatu tindakan dilakukan dengan kehendak bebas maka pelaku dapat mempertanggungjawabkannya, tetapi jika melakukan tidak dengan kehendak bebas, dan melakukan pada saat tidak sadar atau gila, Â maka pelaku tidak dapat dituntut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Tindakan yang pada dirinya jahat (interese Molum)
Moral Katolik mengajarkan demikian bahwa adanya tindakan yang pada dirinya jahat. Maksud dari pernyataan ini ialah memang pada dasarnya manusia itu mau untuk melayani dalam hal ini membantu sesamanya. Sebagai makhluk sosial, pastilah dengan melihat sesama mengalami kesusahan pasti ada rasa untuk saling membantu. Namun hal yang perlu digarisbawahi disini ialah niat baik seseorang untuk membantu adalah baik adanya namun yang menjadi perhatian ialah bagaimana keadaan objek itu.
Sebagai contoh kita ambil saja kasus Eutanasia: Ketika seseorang yang sakit masih bernafas dan dia masih memiliki hak untuk hidup, dan keluarganya tidak tega melihat dia sakit dan memutuskan untuk menghentikan kehidupan dari si pasien tersebut. Nah sampai disini, si pasien yang tadinya ingin hidup harus meninggal dunia akibat paksaan anggota keluarganya. Padahal dalam moral Katolik, pengambilan keputusan tanpa sepengetahuan si subjek, itu adalah fatal. Maka itu dalam hal ini keluarga yang bertanggung jawab atas kematian si pasien tersebut.
Tindakan berefek ganda
Tindakan ini bermaksud memberitahukan  kepada kita bahwa dalam satu tindakan ada dua hal yang dihadapi, atau dengan kata lain dalam satu tindakan ada dua akibat yang harus ditanggung serentak, dalam artian bahwa kita tidak bisa meninggalkan yang satu dan memintangkan yang lain. Lebih jelasnya ketika ada kasus tindakan medis, memilih keselamatan ibu atau anak, dan disini hanya ada satu pilihan, kalau ingin menyelamtkan si ibu berarti si bayi meninggal dan juga sebaliknya. Dalam kasus seperti ini, tindakan yang harus diambil ialah menyelamatkan si ibu meskipun kita harus kehilangan si bayi.
BAB III