Mohon tunggu...
Angela Florida Mau
Angela Florida Mau Mohon Tunggu... Penulis - The Spirit of God is on me
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

(Amare,Serive Et Aedivicare). Abadikan pengalaman dan kisah perjalanan hidupmu dengan menulis. Keabadian tampak indah bila terkenang dalam tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebebasan dan Tindakan Moral

7 Maret 2022   07:32 Diperbarui: 7 Maret 2022   07:38 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Kebebasan merupakan salah tindakan yang dimiliki oleh setiap pribadi. Kebebasan ini dapat terwujud jika masing-masing orang berusaha semaksimal mungkin untuk menggunakan kebebasan. Kebebasan jika digunakan baik, maka pada akhirnya melahirkan tindakan yang baik pula. Hal ini juga sebaliknya, jika kebebasan itu salah digunakan maka tentu tindakan akan berujung pada  pendangkalan  nilai  moral.

Berhubung dengan hal di atas, maka kebebasan itu mampu melahirkan tindakan moral seseorang. Kebebasan adalah tanggungjawab moral,  karena ini menyangkut dengan kepribadian seseorang. Maksudnya ialah kebebasan itu sendiri merupakan aktivitas moral, yang mana mengandaikan adanya tanggung jawab, baik itu tanggung jawab secara personal atau komunal. 

Tanggung jawab personal mengandaikan bahwa sesorang menggunakan kebebasannya untuk dirinya demi menghidupi dirinya secara moral. Sedangkan tanggung jawab sosial mengandaikan bahwa seseorang harus tunduk di bawah aktivitas komunal, artinya dengan kebebasan adanya kepentingn pribadi harus dilihat lebih kecil daripada kepentingan sosial. Jadi dalam hal ini kebebasan itu dibatasi oleh kebebasan itu sendiri. Misalnya kebebasan sosial membatasi kebebasan eksistensial.

Implikasi dari kebebasan dan tindakan moral adalah bagaimana seseorang diharapkan untuk mampu menjadi berkualitas dalam bidang moral kehidupan. Seseorang diharapkan menjadi pioner bagi dirinya dan juga bagi orang lain. Memang dewasa ini, menjadi orang yang bertanggung jawab atas kebebasannya sangatlah susah. Mencari orang yang menggunakan kebebasan untuk berelasi secara baik juga bisa dihitung dengan jari. 

Banyak dari mereka tidak mampu menggunakan kebebasannya sebagai daya cipta persatuan, bahkan malah merusak, Allah senantiasa  memberikan  kebebasan bagi semua orang.   Pertanyaannya bagi kita sejauh mana kita menggunakan akal budi kita untuk  menjadi  pioner sejati?

Kebebasan merupakan prasyarat bagi kehidupan moral, karena moralitas mengena pada bidang-bidang kehidupan manusia dimana kebebasan termasuk di dalamnya. Kebebasan dan moralitas merupakan dua hal pokok bagi aktualisasi manusia sebagai gambar dan rupa Allah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalahnya sebagai berikut.

Apa itu dua aspek kebebasan?

Apa itu ruang  perwujudan kebebasan?

Bagaimana itu kebebasan dan tata keselamatan berlangsung?

Apa itu tindakan manusiawi, tindakan Moral?

Bagaimana manusia bertanggung jawab atas tindakanya?

Apa itu tindakan yang pada dirinya jahat (interese Molum)?

Apa itu tindakan berefek ganda?

 

 

BAB II 

ISI

 

Dua Aspek kebebasan

Kebebasan menentukan diri

Kebebasan menentukan diri mestinya didasari pada pemahaman manusia akan pribadi yang multi level. Ada pilihan yang harus dibuat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam  hal ini kebebasan menentukan diri adalah hak yang mutlak.  Meskipun demikian, kebebasan semacam ini juga terbatas. Dalam hal ini kebebasan dibatasi oleh kebebasan. Kita memang memiliki kebebasan eksistensial, tetapi di lain sisi ada juga kebebasan sosial. Maka kebebasan sosial yang harus diutamakan.

Di sini kita melihat bahwa kebebasan dasar atau kebebasan dalam diri harus dimengerti dan  ditempatkan dalam pemahaman akan manusia sebagai pribadi yang disebut sebagai makhluk multi-level.  Pola perkembangan untuk menentukan diri adalah salah satu motivasi yang amat menentukan kebebasan hidup seseorang.

Kebebasan memilih

Kebebasan memilih adalah hal yang amat penting dalam moral karena menyangkut penentuan status hidup seseorang, bebas memilih dapat juga disebut sebagai hal positif, karena dengan bebas memilih, kita  mampu menemukan berbagai hal, intinya ialah dapat menentukan kemana kita akan beranjak dan sampai dimana tujuan kita. Disini juga kebebasan dan tanggung jawab bersatu.

Dengan demikian, kebebasan dalam arti moral bukanlah apa yang kita inginkan tetapi apa yang kita dapat lakukan. Karena dengan demikan   dapat menentukan dirinya lewat pilihan praktis darinya. Jadi, diri seseorang ditentukan dan diekspersikan melalui pilihan-pilihan praktis yang dibuatnya.

Ruang Perwujudan kebebasan

Kebebasan yang dimiliki oleh manusia adalah kebebasan yang membangun hubungan kasih dengan Allah dalam Yesus Kristus.   Jika manusia menolak hal tersebut, maka dia menjadi hamba bagi hawa nafsunya sendiri, dan karenanya manusia kehilangan martabatnya. Ketika mereka kehilangan kebebasan untuk memilih yang baik ketimbang menyerahkan diri pada perbuatan jahat. 

Pada hakikatnya Allah selalu memberikan ruang kebebasan bagi manusia, namun sejauh mana manusia menerapkan kebebasan itu sebagai sebuah panggilan yang bebas dan luhur. 

Pola perkembangan seperti ini menghendaki kita untuk senantiasa bercermin pada apa yang dikehendaki oleh Tuhan, dan salah satu hal yang perlu kita buat ialah membangun dialog dengan Tuhan sebagai wujud nyata kita dalam menanggapi kebebasan yang diberikan oleh-Nya.

Kebebasan dan tata keselamatan

Manusia dapat memilih baik dan jahat

Manusia diberikan ruang kebebasan bagi manusia untuk mampu dengan hati nurani dan akal budinya memilih, baik itu memilih yang baik dan buruk. Dengan masing-masing orang memilih dalam hal ini, maka diharapkan juga untuk mampu bertanggung jawab atas pilihan-pilihan tersebut. 

Pilihan-pilihan ini memang memiliki resikonya masing-masing. Setelah diharapkan untuk bertanggungjawab, maka kini setiap dari kita diharapkan juga untuk menjadi teladan bagi orang lain. 

Jadi kita yang adalah manusia memiliki kesempatan untuk memilih yang baik dan yang benar, kita mampu bertanggung jawab atas pilihan kita, dan pada akhirnya harus mampu menjadi teladan bagi semua orang, dalam hal ini kehendak baik. Konsekuensi dari pilihan yang baik ialah untuk memuliakan Allah, dan konsekuensi dari pilihan jahat adalah perendahan harkat dan martabat orang lain.

Kebebasan dan pengetahuan akan kebenaran

Kebebasan secara fundamental bergantung pada kebenaran. Kebebasan mengandaikan pengetahuan akan kebenaran sehingga kebodohan (ketidaktahuan merupaka halangan bagi seseorang dalam memilih dan mewujudkan kebebasannya.  Kebebasan memampukan seorang manusia untuk mencintai  kebenaran  dan  menumbuhkan  pengetahuan.

Kebebasan dan kebaikan

Melakukan kejahatan bukanlah wujud kebebasan, juga bukan bagian kebebasan, tetapi Cuma tanda bahwa manusia bebas. Kebebasan tidak berakar pada kemampuan fisik untuk melakukan kejahatan, tetapi pada kewajiban moral untuk melakukan yang baik. Maka setiap pribadi mengembangkan kebebasannya sampai pada tingkat dia menolak kejahatan dan melakukan kebaikan. 

Cara mencapai dan bertumbuh di dalam kebebasan adalah dengan membiasakan diri dengan bertanggung jawab: Karena kebebasan, manusia bertanggungjawab atas perbuatannya sejauh ia menghendakinya. Kemajuan dalam kebajikan, pengertian tentang yang baik dan askese menguatkan kekuasaan kehendak atas perbuatan (KGK. No.1734).

Allah menghargai kebebasan manusia

Semua yang ditawarkan oleh Allah kepada manusia, semuanya berupa tawaran dan bukan yang sewenang-wenangnya. Allah menghargai kebebasan manusia patner relasi-Nya dan ketika manusia memilih sesuatu yang bertentangan dengan karunia yang diberikan kepadanya maka itu berarti bahwa dia tidak mengembangkan dirinya secara benar. Itu berarti dia gagal mengarahkan dan hidupnya kepada kepenuhan dan kesempurnaannya dalam Allah sendiri.

Kebebasan dan hukum Allah

Kebebasan adalah kekuatan yang dimiliki manusia. dengan kebebasannya manusia dapat mengarahkan apa saja sesuai dengan kehendak Allah. kebebasan tidak terwujudkan dalam sikap netral, jika manusia dihadapkan pada pilihan, antara kehendak Allah atau bukan. Sebaliknya kebebasan justru mendorong dan menuntut agar manusia memilih apa yang sejalan dengan kehendak Allah. 

Melakukan kebaikan yang sejalan dengan kehendak Allah merupakan perwujudan kebebasan sejati. Sebaliknya kebebasan dan hukum tidak mungkin bertentangan satu sama lain. ada harmonis  sejati antara  hukum yang adil dan suara hati manusia. kebebasan mengandaikan dan hak  menuntut hukum Allah.

Tindakan manusiawi, tindakan Moral

Pengetahuan: Prasyarat bagi tindakan moral

Pengetahuan Penuh

Pengetahuan penuh adalah pengetahuan yang dimana manusia dapat mengetahui nilai moralitasnya secara jelas dan nyata. Hal ini nampak dalam keseharian manusia. Dengan melihat suatu kejadian, kita sudah mampu untuk mengetahui tentang tindakan baik apa yang harus kita perbuatan. Berkaitan dengan pengetahuan penuh ini perlu diperhatikan beberapa hal:

Pelaku tahu jelas apa yang dilakukannya, artinya dia melakukannya dengan sadar. Dia tidak dalam keadaan sedang bermimpi atau keadaan tidak dapat menggunakan akal budi.

Pelaku sadar akan nilai moral tindakannya. Ia tahu bahwa tindakannya itu baik atau buruk.

Pengetahuan Parsial

Seseorang hanya memiliki sebagian pengetahuan atau berdasarkan itu ia melakukan sesuatu. Pengetahuan yang sedikit itu tidak disebabkan oleh kesengajaan dan kelalaian, tetapi memang demikian adanya. Jika dia melakukan sesuatu berdasarkan kurangnya pemahamannya maka hendaknya dalam membuat keputusan harus mempertimbangkan fakta kurangnya pengetahuan melakukan hal tersebut.

Betindak dengan bebas

Kebebasan merupakan prasyarat dasar bagi moralitas, tetapi penggunaan kebebasan secara tidak tepat akan mengakibatkan masalah serius sebab kebebasan tak boleh digunakan sembarangan, sebab dalam kebebasan itulah kebaikan dan kejahatan terbentuk, ketika seorang bebas, dia seharusnya mewujudkan tindakan moralitas, dan juga sebaliknya, jika dia tidak bebas maka dia akan jatuh dalam dosa, dimana dia tidak mampu mempraktekan moralitas itu sebagai buah kebaikan. Maka tindakan yang bebas perlu diambil sebab di dalamnya kita dapat menemukan akal budi dan kehendak.

Halangan-halangan bagi perwujudan tindakan manusiawi:

Halangan actual

Halangan actual adalah halangan pada seseorang atau yang menderanya sehingga membuat dia tidak dapat melakukan sebuah tindakan manusiawi dengan baik atau sempurna, hal ini dapat kita lihat pada ketidakmampuan menguasai diri, ketidaktahuan, paksaan, intimidasi. Dll.

Halangan habitual

Halangan habitual adalah halangan yang ada pada pribadi manusia, yang kurang lebih terkait dengan karakter atau pengaruh lingkungan, sehingga dia tidak dapat melakukan tindakan manusiawi secara sempurna atau baik. Halangan ini termasuk: kebiasaan buruk, pengaruh negative lingkungan, teladan buruk, tidak berpengatahuan, sakit atau cacat mental, dll.

Unsur-unsur yang mempengaruhi tindakan manusia:

Tujuan

Tujuan yang baik mesti dicapai dengan cara tindakan yang baik. Umumnya berlaku prinsip: tujuan tidak boleh menghalalkan cara.

Motivasi

Motivasi melandaskan orang untuk melakukan dan tidak melakukan sesuatu. Jika seseorang ingin melakukan sesuatu, maka ia berani untuk melakukannya karena dibarengi dengan motivasi yang kuat, atau juga sebaliknya, ketika ada seseorang yang motivasinya melemah akan menjadikan dirinya tidak bersemangat dalam melakukan sesuatu untuk mencapai tujuannya.

Subjek

Subjek mempertanggungjawabkan tindakannya, dan lewat tindakannya, dia justru merealisasikan, mengekspresikan, dan mengembangkan dirinya, serta mencapai kualitas moral tertentu. Seseoarang ditentukan baik atau jahat ditentukan dari apa yang diperbuatnya.

Manusia bertanggung jawab atas tindakanya

Jika suatu tindakan dilakukan dengan kehendak bebas maka pelaku dapat mempertanggungjawabkannya, tetapi jika melakukan tidak dengan kehendak bebas, dan melakukan pada saat tidak sadar atau gila,  maka pelaku tidak dapat dituntut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Tindakan yang pada dirinya jahat (interese Molum)

Moral Katolik mengajarkan demikian bahwa adanya tindakan yang pada dirinya jahat. Maksud dari pernyataan ini ialah memang pada dasarnya manusia itu mau untuk melayani dalam hal ini membantu sesamanya. Sebagai makhluk sosial, pastilah dengan melihat sesama mengalami kesusahan pasti ada rasa untuk saling membantu. Namun hal yang perlu digarisbawahi disini ialah niat baik seseorang untuk membantu adalah baik adanya namun yang menjadi perhatian ialah bagaimana keadaan objek itu.

Sebagai contoh kita ambil saja kasus Eutanasia: Ketika seseorang yang sakit masih bernafas dan dia masih memiliki hak untuk hidup, dan keluarganya tidak tega melihat dia sakit dan memutuskan untuk menghentikan kehidupan dari si pasien tersebut. Nah sampai disini, si pasien yang tadinya ingin hidup harus meninggal dunia akibat paksaan anggota keluarganya. Padahal dalam moral Katolik, pengambilan keputusan tanpa sepengetahuan si subjek, itu adalah fatal. Maka itu dalam hal ini keluarga yang bertanggung jawab atas kematian si pasien tersebut.

Tindakan berefek ganda

Tindakan ini bermaksud memberitahukan  kepada kita bahwa dalam satu tindakan ada dua hal yang dihadapi, atau dengan kata lain dalam satu tindakan ada dua akibat yang harus ditanggung serentak, dalam artian bahwa kita tidak bisa meninggalkan yang satu dan memintangkan yang lain. Lebih jelasnya ketika ada kasus tindakan medis, memilih keselamatan ibu atau anak, dan disini hanya ada satu pilihan, kalau ingin menyelamtkan si ibu berarti si bayi meninggal dan juga sebaliknya. Dalam kasus seperti ini, tindakan yang harus diambil ialah menyelamatkan si ibu meskipun kita harus kehilangan si bayi.

BAB III

 PENUTUP

Pada prinsipnya, menutup hasil resume ini, ada beberapa hal yang menjadi perhatian penting. Beberapa  hal itu di antaranya ialah:

Kebebasan adalah anugerah Tuhan yang sangat luar biasa bagi semua manusia tanpa terkecuali.

Manusia justru membutuhkan kebebasan bagi dirinya untuk beraktivitas dan berakselerasi dalam hidupnya sesuai kepentingan yang menuntu kesejahteraan hidupnya dan orang banyak.

Kebebasan menjadi fokus setiap orang, dan kebebasan sejati orang beriman adalah bebas berdoa kepada Allah. Jika kebebasan ini tidak digunakan sebaik mungkin sebagaimana apa yang diajarkan,  maka konsekuensinya ialah adanya perendahan nilai secara moral

Dasar kebebasan ialah tanggungjawab, setiap orang berhak bebas untuk hidup namun diharapkan untuk bertanggungjawab.  Jika sudah membuat sesuatu, maka harus menerima konsekuensinya.

Tindakan moral adalah ketika seseorang dinilai bertindak positif menggunakan kebebasannya demi kebaikan bersama dan melupakan ego diri.

Pesan: 

Saya ingin menyampaikan bahwa kebebasan adalah satu hal penting bagi setiap kita sebagai manusia. Bebas menggunakan akal budi adalah sesuatu yang penting. Oleh itu, marilah gunakan kebebasan yang melahirkan tindakan moral yang bertanggung jawab. Semoga dengan kebebasan kita mampu menentukan kepada siapa kita percaya, dan setelah membuat, dan membaca resume ini, saya melihat bahwa hanya Allah saja yang mampu bertindak sebagai penilai,  sejauh mana kita bertindak berdasarkan keputusan moral sebagai manusia religius. Mari gunakan kebebasan sebagai bentuk aktif memuji Tuhan dan melayani sesama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun