Mohon tunggu...
Kemas Achmad Mujoko
Kemas Achmad Mujoko Mohon Tunggu... Sociology of Development Student, Universitas Negeri Jakarta -

Equivalent Exchange

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Dua Sisi Mata Uang #KamiTidakTakut; Apa Benar Tidak Takut?

19 Januari 2016   21:25 Diperbarui: 19 Januari 2016   21:34 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Seperti dalam sinetron-sinetron. Ada scenario balas dendam. Ini menjadi seru untuk dibahas bahwa masyarakat Indonesia—lagi-lagi tidak bisa digeneralisir—bahwa masyarakat Indonesia sebenarnya cemas, untuk menghilangkan kecemasan itu mereka melakukan sebuah permainan panggung bahwa mereka harus tidak takut. Coba kita ibaratkan dengan panggung depan dan panggung belakang.

 

Panggung depan       : Kami tidak takut; ngumpul, berjualan, selfie di TKP

Panggung belakang  : Kami takut, “sini maju” lalu kabur

 

Ketika menyadari mengenai adanya panggung belakang, “nih sini maju” dan ketika ada teroris saya percaya bahwa masyarakat Indonesia akan berlarian jika ada bom yang menunjukkan bahwa sebenarnya mereka takut. Ini menjadi sebuah manajemen impresi, seperti yang teman saya jelaskan ketika ia menghadiri malam aksi damai bom sarinah. Ia menjelaskan bahwa salah satu pengunjung datang hanya untuk berfoto yang menujukkan tulisan “Star****s”. Sebuah manajemen impresi mengenai sebuah definisi keberanian dengan datang ke starbucks, padahal dalam hatinya saya percaya bahwa mereka takut. Dan saya percaya bahwa mereka yang berfoto akan mempublish foto mereka di sosial media dengan menggunakan hastag #KamiTidakTakut.

 

Lalu apa yang bisa dipelajari dari kasus ini? Jujur, saya takut dan saya cemas. Apakah nantinya jika kita bereaksi sedemikian frontalnya akan menimbulkan efek sinetron bahwa pelaku bom akan melakukan rencana yang lebih besar. Kecemas saya semakin menjadi ketika beberapa hari kedepan saya akan menghadiri sebuah konferensi internasional yang saya cemaskan akan merenggut nyawa saya—jika ternyata pelaku teroris melakukan balas dendam dengan melakukan bom kepada pihak internasional. Meskipun pihak internasional telah menjamin keamanan dari konferensi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun