Mohon tunggu...
Sopi Napilah Maulidah
Sopi Napilah Maulidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Its does not matter how slowly you go. As long as you do not stop

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metodologi Penelitian - Penelitian Ilmiah

15 November 2024   07:44 Diperbarui: 15 November 2024   07:49 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penelitian Ilmiah

Penelitian ilmiah adalah proses sistematis yang dilakukan untuk menemukan atau mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi, eksperimen, atau analisis teori. Penelitian ini mengikuti langkah-langkah yang terstruktur dan logis untuk memastikan hasilnya akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu karakteristik utama penelitian ilmiah adalah objektivitas, di mana peneliti berusaha untuk tidak memasukkan pandangan pribadi atau bias dalam analisis data (Creswell, 2013:5)

Berpikir Kritis dalam Penelitian

Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk menganalisis informasi secara objektif, mengevaluasi argumen, dan membuat kesimpulan yang logis. Dalam penelitian, berpikir kritis diperlukan untuk menilai keabsahan data, menafsirkan temuan secara objektif, dan memastikan bahwa setiap langkah yang diambil sesuai dengan prinsip-prinsip ilmiah. Pemikiran kritis juga membantu peneliti untuk mengidentifikasi bias, baik dalam pengumpulan data maupun interpretasi hasil, serta mempertimbangkan berbagai perspektif sebelum menarik kesimpulan akhir (Neuman, 2014:23)

Metodologi Penelitian yang Baik dan Benar

Metodologi penelitian adalah pendekatan yang digunakan untuk merancang dan melaksanakan penelitian secara terstruktur. Sebuah metodologi yang baik memiliki beberapa karakteristik, di antaranya:

1. Perumusan Pertanyaan atau Hipotesis: Penelitian harus dimulai dengan pertanyaan penelitian yang jelas atau hipotesis yang akan diuji.

2. Pemilihan Metode Pengumpulan Data: Data dapat dikumpulkan melalui survei, eksperimen, wawancara, atau observasi. Metode ini dipilih sesuai dengan jenis penelitian dan tujuan yang ingin dicapai (Sugiyono, 2017:15)

3. Analisis Data: Setelah data dikumpulkan, analisis data dilakukan menggunakan teknik yang sesuai, seperti analisis statistik untuk data kuantitatif atau analisis tematik untuk data kualitatif (Moleong, 2011:57)

4. Kesimpulan dan Implikasi: Berdasarkan hasil analisis, kesimpulan dibuat, dan peneliti harus mengaitkan temuan dengan teori yang ada, serta menilai relevansi temuan bagi perkembangan ilmu pengetahuan (Yin, 2018:75)

Dengan metodologi yang terstruktur, penelitian dapat memberikan hasil yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi masyarakat, serta membuka peluang untuk penelitian lanjutan di masa depan (Creswell & Poth, 2018:98).

Kebenaran Ilmiah: Sumber dan Pengujian

Kebenaran ilmiah adalah pengetahuan yang diperoleh melalui metode penelitian yang terstruktur dan dapat diverifikasi. Maksud dari kebenaran ilmiah adalah hasil atau penemuan yang didapat melalui proses penelitian yang dilakukan secara sistematis, dan hasilnya dapat dibuktikan atau diuji ulang oleh peneliti lain dengan metode yang sama (Neuman, 2014:47). Kebenaran ilmiah memiliki sifat objektif dan bertujuan untuk mengurangi bias atau asumsi pribadi, sehingga hasilnya dapat diandalkan untuk memahami fenomena yang diteliti.

Sumber Kebenaran Ilmiah

Sumber utama kebenaran ilmiah berasal dari bukti-bukti yang dapat diamati, baik melalui eksperimen, survei, observasi, atau metode ilmiah lainnya. Setiap bukti yang dikumpulkan dalam penelitian harus relevan dan sahih agar bisa mendukung atau menolak hipotesis atau teori yang sedang diuji (Creswell, 2013:12). Bukti ini diperoleh dari proses pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik yang tepat, sesuai dengan jenis penelitian yang dijalankan.

Cara Menguji Kebenaran Ilmiah

Kebenaran ilmiah diuji melalui beberapa langkah utama. Pertama, peneliti melakukan eksperimen atau pengumpulan data yang sistematis untuk mengumpulkan bukti yang mendukung atau menyangkal suatu hipotesis. Setelah data dikumpulkan, analisis dilakukan untuk memastikan apakah data tersebut mendukung kesimpulan yang logis. Pengujian kebenaran ilmiah juga melibatkan replikasi, yaitu penelitian yang diulang oleh peneliti lain dengan metode yang sama untuk memastikan hasil yang konsisten (Sugiyono, 2017:35) [^3]. Jika hasilnya tetap konsisten, maka kebenaran ilmiah dianggap dapat dipercaya. Selain itu, peer-review atau proses penilaian oleh ahli di bidang yang sama juga digunakan untuk mengevaluasi dan memverifikasi hasil penelitian sebelum dipublikasikan (Moleong, 2011:85)

Penelitian kualitatif dan kuantitatif memiliki perbedaan mendasar dalam tujuan, metode, dan cara analisisnya.

1. Perbedaan Kualitatif dan Kuantitatif

Penelitian Kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena secara mendalam, mengeksplorasi makna, pengalaman, dan pandangan partisipan dalam konteks tertentu. Penelitian ini biasanya menghasilkan data deskriptif atau naratif, seperti kata-kata, cerita, dan konsep (Creswell, 2014).

Penelitian Kuantitatif bertujuan untuk mengukur dan menganalisis hubungan antara variabel. Penelitian ini menggunakan data numerik dan statistik untuk menemukan pola, menguji hipotesis, atau menentukan seberapa besar pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain (Sugiyono, 2015).

2. Cara Menganalisis Data

Data Kualitatif dianalisis dengan cara mendalami data untuk menemukan tema atau pola tertentu yang bermakna. Teknik seperti analisis isi, coding, dan triangulasi sering digunakan untuk mengidentifikasi tema atau kategori dari hasil wawancara, observasi, atau dokumen (Miles & Huberman, 1994).

Data Kuantitatif dianalisis menggunakan teknik statistik, seperti analisis deskriptif (mean, median, standar deviasi) dan inferensial (regresi, korelasi). Analisis ini dilakukan untuk menguji hipotesis atau melihat hubungan antarvariabel (Arikunto, 2006).

3. Alat Pengumpulan Data

Penelitian Kualitatif biasanya menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. Alat ini membantu peneliti mengumpulkan data dalam bentuk narasi atau deskripsi (Moleong, 2017).

Penelitian Kuantitatif menggunakan instrumen seperti kuesioner atau survei, yang menghasilkan data numerik. Skala Likert, angket, atau tes adalah beberapa contoh alat yang sering dipakai untuk mendapatkan data yang bisa diukur (Sugiyono, 2015).

Penelitian kualitatif lebih berfokus pada kedalaman dan konteks, sementara penelitian kuantitatif menekankan pada data yang dapat diukur dan digeneralisasi.

Model Penelitian Historis, Deskriptif, dan Kritis

1. Penelitian Historis

Penelitian historis berfokus pada pengumpulan, analisis, dan interpretasi data masa lalu untuk memahami peristiwa, ide, atau fenomena yang terjadi pada masa sebelumnya. Model ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola, sebab-akibat, dan perkembangan dari waktu ke waktu. Penelitian historis berusaha untuk menjelaskan bagaimana suatu peristiwa atau fenomena berkembang dan apa dampaknya terhadap kondisi saat ini.

Aplikasi dalam Penelitian:

Langkah-langkah: Mengumpulkan sumber-sumber primer (dokumen, arsip, surat kabar, rekaman, dll.) dan sumber sekunder (buku, artikel, jurnal) yang relevan dengan topik penelitian. Kemudian, menganalisisnya dengan melihat konteks sosial, politik, ekonomi, dan budaya pada waktu tersebut.

Contoh: Penelitian tentang sejarah pergerakan kemerdekaan di Indonesia. Peneliti akan mempelajari arsip, dokumen kolonial, atau catatan sejarah untuk menganalisis bagaimana pergerakan tersebut berkembang dan apa pengaruhnya terhadap perjuangan kemerdekaan.

2. Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan karakteristik atau fenomena tertentu secara rinci tanpa bertujuan untuk menguji hipotesis. Fokus utama dari penelitian deskriptif adalah menjelaskan suatu fenomena atau kejadian sebagaimana adanya dengan menyajikan data yang lengkap dan akurat.

Aplikasi dalam Penelitian:

Langkah-langkah: Peneliti melakukan pengamatan atau survei terhadap objek penelitian, mengumpulkan data melalui instrumen yang sudah ditentukan (misalnya kuesioner, wawancara, observasi langsung), kemudian menganalisis data tersebut untuk memberikan gambaran yang jelas.

Contoh: Penelitian tentang tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan sebuah perusahaan. Peneliti akan mengumpulkan data melalui kuesioner dan kemudian menggambarkan hasilnya dalam bentuk statistik deskriptif seperti rata-rata, persentase, dan distribusi.

3. Penelitian Kritis

Penelitian kritis berfokus pada analisis yang mendalam terhadap fenomena sosial, budaya, atau politik dengan tujuan untuk mengidentifikasi ketidakadilan, dominasi, atau ketidakseimbangan dalam struktur masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang lebih dalam tentang cara struktur kekuasaan atau ideologi mempengaruhi masyarakat.

Aplikasi dalam Penelitian:

Langkah-langkah: Peneliti mengumpulkan data dan kemudian menganalisisnya dengan menggunakan teori kritis yang berfokus pada isu-isu sosial dan politik, seperti teori Marxisme, feminisme, atau teori post-kolonial. Peneliti juga mengkritisi data untuk melihat apakah ada ketimpangan atau ketidakadilan yang perlu diubah.

Contoh: Penelitian kritis terhadap representasi gender dalam media. Peneliti akan menganalisis bagaimana media menggambarkan peran laki-laki dan perempuan dan apakah ada ketidaksetaraan atau stereotip yang diperkuat oleh media tersebut

Alat yang Digunakan untuk Mengumpulkan Data dalam Penelitian

Dalam proses pengumpulan data untuk ketiga model penelitian ini, beberapa alat yang sering digunakan antara lain:

1. Wawancara -- Digunakan untuk mendapatkan informasi langsung dari responden atau narasumber yang relevan. Wawancara dapat bersifat terstruktur, semi-terstruktur, atau tidak terstruktur.

2. Kuesioner -- Digunakan untuk mengumpulkan data dalam bentuk tertulis dengan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya, sering digunakan dalam penelitian deskriptif.

3. Observasi -- Pengamatan langsung terhadap fenomena atau kejadian di lapangan untuk mengumpulkan data kualitatif maupun kuantitatif.

4. Dokumen atau Arsip -- Digunakan dalam penelitian historis untuk mendapatkan data primer dari dokumen sejarah atau arsip yang relevan.

5. Studi Kasus -- Penelitian yang mendalam tentang kasus tertentu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih rinci mengenai suatu fenomena.

Contoh Alat Pengukuran (Sugiyono, 2015):

- Kuesioner: Alat yang paling umum digunakan dalam penelitian deskriptif untuk mengumpulkan data yang dapat diukur dan dianalisis secara statistik.

- Observasi: Untuk mengamati perilaku atau peristiwa yang terjadi dalam konteks alami atau terkendali.

Dengan menggunakan alat-alat tersebut, peneliti dapat memperoleh data yang valid dan dapat diukur untuk analisis lebih lanjut sesuai dengan model penelitian yang digunakan.

Bentuk-Bentuk Publikasi Penelitian Beserta Contoh Masing-Masing:

a. Makalah

Makalah adalah tulisan ilmiah yang disusun secara singkat dan padat mengenai suatu topik atau masalah tertentu. Makalah umumnya disampaikan dalam seminar, konferensi, atau sebagai tugas dalam pendidikan tinggi. Makalah lebih pendek dibandingkan skripsi atau tesis dan lebih bersifat pengantar atau tinjauan masalah. Contoh: Makalah seminar yang membahas tentang "Dampak Teknologi Digital terhadap Perubahan Sosial", Makalah tugas akhir yang ditulis oleh mahasiswa sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah tertentu dan lainnya.

b. Paper/Essay

Paper (atau Essay) adalah tulisan ilmiah yang lebih mendalam dibandingkan dengan makalah, tetapi lebih ringkas dibandingkan dengan skripsi atau tesis. Paper cenderung lebih bebas dalam hal struktur dan lebih fokus pada opini atau analisis kritis terhadap suatu isu. Paper biasanya ditulis untuk jurnal atau sebagai bagian dari tugas akademik. Contoh: Essay kritis tentang "Peran Media Sosial dalam Mempengaruhi Pilihan Politik Masyarakat", Paper penelitian yang mengkaji topik tertentu dalam waktu yang lebih singkat, seperti "Analisis Pengaruh Iklim terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Negara Berkembang" dan lainnya.

c. Skripsi

Skripsi adalah karya ilmiah yang disusun oleh mahasiswa sebagai bagian dari syarat kelulusan jenjang sarjana (S1). Skripsi biasanya mencakup penelitian orisinal yang lebih mendalam dibandingkan dengan makalah dan paper. Skripsi juga memiliki struktur yang lebih formal, seperti pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi, hasil penelitian, dan kesimpulan. Contoh: Skripsi mahasiswa yang mengkaji "Pengaruh Media Sosial terhadap Perilaku Konsumen di Jakarta" menggunakan metode survei.

d. Tesis

Tesis adalah karya ilmiah yang disusun oleh mahasiswa pascasarjana (S2) sebagai bagian dari syarat kelulusan program magister. Tesis lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi dan biasanya melibatkan analisis data yang lebih kompleks. Penulisan tesis juga mencakup studi literatur yang lebih luas dan penggunaan metode penelitian yang lebih kuat. Contoh: Tesis magister yang mengkaji "Hubungan antara Kepemimpinan Transformasional dan Kinerja Karyawan di Perusahaan Multinasional" menggunakan pendekatan kuantitatif.

e. Disertasi

Disertasi adalah karya ilmiah yang disusun oleh mahasiswa doktoral (S3) yang merupakan syarat kelulusan program doktor. Disertasi memerlukan penelitian orisinal yang sangat mendalam, seringkali melibatkan inovasi atau temuan baru dalam bidang ilmu tertentu. Disertasi juga mencakup analisis teoritis dan metodologis yang sangat komprehensif. Contoh: Disertasi doktoral yang meneliti "Pengaruh Kebijakan Ekonomi Mikro terhadap Pembangunan Sosial di Negara Berkembang: Studi Kasus di India" yang menggunakan analisis data longitudinal.

f. Jurnal/Artikel Ilmiah

Jurnal atau artikel ilmiah adalah publikasi yang diterbitkan di jurnal akademik, yang berisi hasil penelitian yang lebih mendalam dan diperuntukkan untuk audiens yang lebih luas dalam komunitas ilmiah. Artikel ini menyajikan metodologi, analisis data, dan kesimpulan secara rinci dan ditujukan untuk berbagi temuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan. Contoh: Artikel ilmiah di jurnal internasional yang membahas "Analisis Dampak Perubahan Iklim terhadap Produksi Pangan Global" yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Science and Policy, Artikel ilmiah yang diterbitkan dalam Jurnal Pendidikan yang membahas "Inovasi Teknologi dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah"dan lainnya.

Referensi

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bogdan, R. C., & Biklen, S. K. (2007). Qualitative Research for Education: An Introduction to Theories and Methods. Pearson.

Creswell, J. W. (2013). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Sage Publications

Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook. SAGE Publications.

Moleong, L. J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.

Neuman, W. L. (2014). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches. Pearson.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Yin, R. K. (2018). Case Study Research and Applications: Design and Methods. Sage Publications

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun