Contoh: Penelitian tentang sejarah pergerakan kemerdekaan di Indonesia. Peneliti akan mempelajari arsip, dokumen kolonial, atau catatan sejarah untuk menganalisis bagaimana pergerakan tersebut berkembang dan apa pengaruhnya terhadap perjuangan kemerdekaan.
2. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan karakteristik atau fenomena tertentu secara rinci tanpa bertujuan untuk menguji hipotesis. Fokus utama dari penelitian deskriptif adalah menjelaskan suatu fenomena atau kejadian sebagaimana adanya dengan menyajikan data yang lengkap dan akurat.
Aplikasi dalam Penelitian:
Langkah-langkah: Peneliti melakukan pengamatan atau survei terhadap objek penelitian, mengumpulkan data melalui instrumen yang sudah ditentukan (misalnya kuesioner, wawancara, observasi langsung), kemudian menganalisis data tersebut untuk memberikan gambaran yang jelas.
Contoh: Penelitian tentang tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan sebuah perusahaan. Peneliti akan mengumpulkan data melalui kuesioner dan kemudian menggambarkan hasilnya dalam bentuk statistik deskriptif seperti rata-rata, persentase, dan distribusi.
3. Penelitian Kritis
Penelitian kritis berfokus pada analisis yang mendalam terhadap fenomena sosial, budaya, atau politik dengan tujuan untuk mengidentifikasi ketidakadilan, dominasi, atau ketidakseimbangan dalam struktur masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang lebih dalam tentang cara struktur kekuasaan atau ideologi mempengaruhi masyarakat.
Aplikasi dalam Penelitian:
Langkah-langkah: Peneliti mengumpulkan data dan kemudian menganalisisnya dengan menggunakan teori kritis yang berfokus pada isu-isu sosial dan politik, seperti teori Marxisme, feminisme, atau teori post-kolonial. Peneliti juga mengkritisi data untuk melihat apakah ada ketimpangan atau ketidakadilan yang perlu diubah.
Contoh: Penelitian kritis terhadap representasi gender dalam media. Peneliti akan menganalisis bagaimana media menggambarkan peran laki-laki dan perempuan dan apakah ada ketidaksetaraan atau stereotip yang diperkuat oleh media tersebut