Dimensi ekstra ini tidak dapat diamati langsung karena ukurannya sangat kecil (dilipat dalam skala Planck) atau karena mereka berada di luar jangkauan indra dan teknologi manusia saat ini.
Aplikasi dalam Isra Mi’raj
Dalam perspektif teori string, perjalanan Isra Mi’raj dapat dipahami sebagai akses ke dimensi ekstra:
- Perjalanan Melalui Dimensi Keempat atau Lebih Tinggi: Nabi Muhammad SAW mungkin telah melintasi dimensi keempat (dimensi waktu tambahan) atau dimensi yang lebih tinggi, yang memungkinkan perjalanan jarak jauh tanpa mengikuti batasan fisik dimensi tiga ruang.
- Lapisan Langit sebagai Representasi Dimensi Tambahan: Perjalanan Mi’raj yang melewati berbagai lapisan langit dapat dipahami sebagai eksplorasi dimensi-dimensi ini. Setiap lapisan langit bisa merepresentasikan tingkat eksistensi atau realitas berbeda yang tidak dapat dijelaskan dalam kerangka dimensi konvensional.
- Koneksi dengan Dimensi Spiritual: Dimensi ekstra dalam teori string juga memungkinkan adanya interaksi antara realitas fisik dan realitas spiritual. Dalam konteks Mi’raj, perjalanan Nabi dapat mencerminkan transisi ke dimensi di mana fisika klasik tidak berlaku, memungkinkan pengalaman transendental.
Multiverse: Alam Semesta Paralel
Konsep Multiverse
Teori multiverse berhipotesis bahwa alam semesta kita hanyalah salah satu dari banyak alam semesta yang ada. Masing-masing alam semesta ini mungkin memiliki:
- Hukum Fisika yang Berbeda: Setiap alam semesta dapat memiliki konstanta fisik, materi, atau energi yang unik.
- Interaksi Terbatas: Umumnya, alam semesta paralel dianggap tidak berinteraksi, tetapi mekanisme tertentu dapat memungkinkan perpindahan atau interaksi di antara mereka, seperti yang diusulkan dalam teori quantum atau relativitas.
Penerapan dalam Isra Mi’raj
Dalam konteks Isra Mi’raj, teori multiverse dapat memberikan analogi untuk memahami perjalanan lintas alam semesta yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
- Lapisan Langit Sebagai Level Multiverse: Setiap lapisan langit yang dilalui Nabi dapat diinterpretasikan sebagai tingkatan dalam multiverse. Tiap level ini memiliki sifat unik yang mencerminkan hukum fisika atau eksistensi yang berbeda.
- Contohnya, langit pertama dapat mewakili alam semesta paralel yang paling mirip dengan kita, sedangkan langit ketujuh mungkin mengacu pada alam semesta yang lebih tinggi atau transenden.
- Transisi Antar-Alam Semesta: Dalam teori multiverse, perpindahan antar alam semesta memerlukan mekanisme yang memungkinkan menembus "batas" antara dimensi-dimensi tersebut. Dalam Mi’raj, ini dapat dijelaskan sebagai bentuk mekanisme ilahi yang memungkinkan Nabi Muhammad SAW untuk melintasi batas-batas tersebut tanpa hambatan.
Mekanisme dalam Perjalanan
Walaupun multiverse dan dimensi ekstra bersifat teoretis, perjalanan Nabi Muhammad SAW dapat dipahami melalui analogi berikut:
- Portal Antar-Alam Semesta: Mekanisme yang memungkinkan perjalanan lintas langit mungkin menyerupai portal kuantum atau lorong ruang-waktu, di mana hukum fisika yang dikenal manusia tidak berlaku.
- Kekuatan Ilahi sebagai Penjelasan: Teori multiverse tidak mampu menjelaskan mekanisme transisi dengan presisi, tetapi peristiwa ini bisa diinterpretasikan sebagai mukjizat yang menggunakan mekanisme alam semesta yang hanya dapat dipahami oleh Sang Pencipta.
Perspektif Eksistensial