Penulis
Sony Yunior Erlangga, M.Pd
Dosen Pengampu
Prof. Drs. Sentot Budi Rahardjo, Ph.D
Tilisan ini adalah hasil analasis dari Matakuliah Filsafat IPA Prodi S3 IPA FKIP UNS
Isra Mi’raj dalam Perspektif Fisika Modern
Isra Mi’raj adalah peristiwa luar biasa dalam Islam yang menceritakan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, kemudian menuju Sidratul Muntaha dalam waktu semalam. Secara tradisional, peristiwa ini dipandang sebagai mukjizat yang melampaui hukum-hukum fisik. Namun, dengan perkembangan fisika modern, beberapa teori ilmiah menawarkan kemungkinan untuk memahami fenomena ini melalui konsep ruang, waktu, dan dimensi. Berikut adalah penjabaran lebih rinci:
1. Relativitas Waktu dan Ruang
Relativitas Khusus: Dilatasi Waktu
Relativitas khusus, yang diperkenalkan oleh Albert Einstein, menjelaskan bahwa waktu bersifat relatif dan tergantung pada kecepatan suatu objek. Ketika sebuah objek bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya, waktu untuk objek tersebut melambat drastis dibandingkan dengan pengamat yang diam. Dalam konteks Isra Mi’raj, perjalanan Nabi Muhammad SAW yang terjadi dalam semalam dapat diinterpretasikan sebagai fenomena dilatasi waktu:
- Jika Nabi Muhammad SAW bergerak mendekati kecepatan cahaya, waktu yang dirasakan beliau akan jauh lebih singkat dibandingkan waktu di Bumi.
- Orang-orang di Bumi akan mengamati perjalanan tersebut sebagai peristiwa yang berlangsung sangat singkat, meskipun jaraknya luar biasa jauh.
Relativitas Umum: Pembengkokan Ruang-Waktu
Relativitas umum menjelaskan bahwa massa besar atau energi besar dapat menciptakan kelengkungan dalam struktur ruang-waktu. Pembengkokan ini memungkinkan adanya "jalur pintas" dalam ruang-waktu. Dalam perjalanan Mi’raj:
- Nabi Muhammad SAW mungkin telah melewati jalur pintas tersebut, yang memungkinkan beliau mencapai Sidratul Muntaha tanpa harus melalui setiap titik di antara Bumi dan tujuan akhir.
- Pembengkokan ruang-waktu ini dapat dianalogikan dengan melipat selembar kertas, di mana dua titik yang jauh dapat menjadi berdekatan.
2. Dimensi Tambahan: Teori String dan Multiverse
Dasar Teori String dan Dimensi Ekstra
Teori string menyatakan bahwa partikel fundamental bukanlah titik-titik kecil, melainkan "string" satu dimensi yang bergetar pada frekuensi tertentu. Getaran ini menentukan sifat partikel, seperti massa dan muatan. Dalam kerangka teori ini, alam semesta tidak terbatas pada tiga dimensi ruang dan satu dimensi waktu yang kita kenal, melainkan memiliki hingga 11 dimensi, termasuk dimensi tambahan yang tersembunyi.