Merasa pernah sakit hati dan melihat kesombongan ayahnya Emil Audero, netizen Indonesia kompak menolaknya.
Lalu, bagaimana dengan kubu yang ingin menerima Emil Audero dengan tangan terbuka. Nah disini, Bung Arson termasuk di sisi kubu "siap menerima" Emil Audero.
Mungkin netizen yang sepakat dengan pandangan Bung Arson, pasti pernah merasa gemes dan dongkol dengan sikap Emil Audero dan ayahnya saat itu.
Ayahnya menolak, tetapi Emil Audero tidak memberikan jawaban apa-apa soal tawaran membela Timnas Indonesia.
Inilah beberapa alasan dari sudut pandang Bung Arson, yang siap menerima Emil Audero jika PSSI melakukan naturalisasi.
1. Kualitas kiper yang dimiliki Timnas Indonesia saat ini, belum cukup berpengalaman untuk tampil di level Piala Asia 2023 maupun kualifikasi Piala Dunia 2026. Dengan target tinggi yang diminta Erick Thohir, maka Emil Audero layak mengawal gawang Indonesia dari serbuan pemain Vietnam, Irak dan Jepang.
2. Pengalaman Emil Audero bermain di level tertinggi Serie A, sangat berguna untuk memotivasi rekan-rekannya di Timnas Indonesia. Pernah menghadapi pemain top dunia di Serie A, bisa ia tularkan ke pemain Timnas Indonesia lainnya agar tidak "minder" ketika menghadapi nama besar pemain lawan.
3. Dengan Emil Audero sebagai penjaga gawang Timnas Indonesia, maka akan membuat nyaman pemain bertahan dan pemain lainnya. Minimal, gawang Timnas Indonesia tidak akan mudah kebobolan.
4. Emil Audero masih berusia 26 tahun dan masih dalam top performa. Sehingga Timnas Indonesia tidak akan rugi karena telah menaturalisasinya, ia masih bisa bermain hingga 7-9 tahun lagi bersama Timnas Indonesia.
5. Dengan kehadiran Emil Audero, akan menjadi magnet bagi pemain keturunan "Grade A" lainnya untuk mau berseragam Timnas Indonesia. Jika ketambahan Emil Audero dan 2-3 pemain keturunan lainnya, maka kans Timnas Indonesia lolos ke perempatfinal Piala Asia 2023 terbuka lebar dan kans untuk lolos ke Piala Dunia 2026 bukan sebuah mimpi di siang bolong.
Kini bola ada ditangan Erick Thohir dan PSSI soal proses naturalisasi Emil Audero  dan pemain keturunan "Grade A" lainnya. Cara ini memang instan, untuk mengatrol prestasi sepakbola Indonesia. Adanya pro dan kontra dari netizen, tidak harus menghalangi proses naturalisasi yang sudah direncanakan.