Sama halnya di Piala Dunia 2002, lini tengah Perancis di Piala Dunia 2022 juga sedang pincang.Â
Pada edisi Piala Dunia 2002, Perancis terpaksa membawa Zinedine Zidane dalam kondisi tidak bugar, Zidane terpaksa harus menepi selama dua pertandingan di bangku cadangan karena masih dalam masa pemulihan cedera.
Tanpa Zidane di dua laga awal, membuat Perancis limbung. Dalam posisi di ujung tanduk, Zidane terpaksa dimainkan dilaga penentuan saat bertemu Denmark.Â
Dalam kondisi tidak fit, Zidane tak mampu berbuat banyak. Denmark akhirnya mengalahkan Perancis, dan membuat Perancis angkat koper lebih awal dari Piala Dunia 2002.
Absennya Paul Pogba dan N'Golo Kante di Piala Dunia 2022 akibat cedera, sangat berpengaruh bagi lini tengah Perancis. Mobilitas dan kreativitas Paul Pogba dan N'Golo Kante sangat dibutuhkan dalam laga penting seperti Piala Dunia.
Tanpa mengecilkan peran, Aurelien Tchouameni, Eduardo Camavinga dan Adrien Rabiot, di lini tengah Perancis saat ini. Namun ketika kreativitas lini tengah sedang buntu, tak ada pelapis yang sepadan dibangku cadangan saat ini.
Jika tidak mengalami cedera, kehadiran Paul Pogba dan N'Golo Kante sangat penting bagi lini tengah tim Perancis. Peran Pogba dan Kante telah terbukti di Piala Dunia 2018, lini tengah Perancis saat itu sangat dominan, sehingga mampu menghadirkan gelar juara Piala Dunia.
Kemiripan yang terjadi pada situasi Zidane di Piala Dunia 2002 dan Pogba-Kante di Piala Dunia 2022, menjadi sebuah peringatan bagi tim asuhan Didier Deschamps.Â
Belum lagi, update kondisi terbaru, salah satu pemain Perancis, Christopher Nkunku juga mengalami cedera di sesi latihan jelang Piala Dunia 2022 dimulai.
Jika tidak berhati-hati dan salah dalam menerapkan taktik-strateginya, Perancis bisa tersingkir lebih cepat di Piala Dunia 2022, karena tak mampu bersaing melawan Australia, Denmark dan Tunisia.
Meskipun ada Karim Benzema, peraih ballon d'or tahun ini dan ada Kylain Mbappe, pemilik gaji tertinggi sekalipun. Semua itu akan jadi sia-sia, jika Perancis miskin taktik seperti pada Piala Dunia 2002. Ini akan jadi PR dan tantangan bagi Didier Deschamps sebagai pelatih saat ini.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!