Jika hal itu terjadi, maka ini bisa menjadi kejutan besar, dimana tim unggulan Perancis, harus mengepak kopernya lebih awal di Piala Dunia 2022.
2. Berkaca dari Italia, Spanyol dan Jerman
Tak hanya Perancis yang memiliki nasib sial, sebagai juara Piala Dunia edisi sebelumnya yang harus tersingkir di babak penyisihan pada Piala Dunia berikutnya.Â
Dalam 3 edisi Piala Dunia terakhir, ada 3 juara bertahan yang merasakan pil pahit karena pulang lebih awal dari kejuaraan Piala Dunia 2010, 2014 dan 2018.
Di mulai dari Italia, sebagai juara Piala Dunia 2006, Italia secara mengejutkan tersingkir di babak penyisihan Grup di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Tim asuhan, Marcello Lippi tak mampu melewati hadangan para pesaingnya di Grup F babak penyisihan.
Dilaga awal Italia, hanya mampu bermain imbang lawan Paraguay dengan skor 1-1. Dilaga selanjutnya secara mengejutkan Italia kesulitan mengalahkan tim lemah Selandia baru, Italia dipaksa harus bermain imbang dengan skor 1-1.Â
Pada laga penentuan penyisihan terakhir, Italia mengusung misi wajib menang agar bisa lolos ke babak selanjutnya, namun ternyata Italia harus takluk dari Slovakia dengan skor dramatis 2-3.
Dengan hasil-hasil tersebut, Fabio Cannavaro, dkk, hanya menempati posisi juru kunci di bawah Paraguay, Slovakia dan Selandia Baru.
Setelah Italia, giliran Spanyol harus menanggung aib di gelaran Piala Dunia 2014 Brazil. Sebelum Piala Dunia 2014 dimulai, Spanyol dijagokan untuk kembali mempertahankan gelar juara. Spanyol mempunyai prestasi luar biasa yang sulit disamai oleh negara lain.
Spanyol mempunyai rentetan gelar "back to back", yaitu sebagai Juara Piala Eropa 2008, Juara Piala Dunia 2010 dan Juara Piala Eropa 2012.
Bertaburkan skuad bintang, seperti Iker Casillas, Sergio Ramos, Gerard Pique, Jordi Alba, Andres Iniesta, Xavi, Xabi Alonso, Sergio Busquets, Pedro, Cesc Fabregas dan Diego Costa (bintang Chelsea yang saat itu sedang bersinar), namun nyatanya tim asuhan Vicente Del Bosque tak mampu berbuat banyak.