Taktik tiki-taka maupun false nine, ternyata telah usang. Di laga perdana Piala Dunia 2014, Banteng-banteng Matador dipermak habis Belanda dengan skor telak 1-5.Â
Mencoba bangkit dilaga kedua, Spanyol malah takluk dari Cili dengan skor 0-2. Dipastikan telah tersingkir difase grup, dilaga terakhir, Spanyol mendapatkan kemenangan hiburan setelah mengalahkan Australia dengan skor 3-0.
Mimpi buruk Italia dan Spanyol ternyata menular ke Jerman. Trio Juara bertahan Piala Dunia harus tersingkir difase grup secara menyakitkan.Â
Datang ke Piala Dunia 2018 Rusia, dengan status juara bertahan di Piala Dunia 2014, ternyata tak membuat nasib Jerman lebih baik dari Italia dan Spanyol.
Bermaterikan para pemain bintang seperti, Manuel Neuer, Mats Hummels, Jerome Boateng, Sami Khedira, Toni Kroos, Mesut Ozil, dan Thomas Muller, ternyata tak menjamin skuad asuhan Joachim Low lolos ke babak 16 besar.
Pada laga pembuka, Manuel Neuer dkk, kalah dari Meksiko dengan skor tipis 0-1. Dilaga kedua, Jerman membuka asa untuk melaju ke babak 16 besar, setelah dengan susah payah mampu mengalahkan Swedia dengan skor 2-1.Â
Namun sayangnya, pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, yang saat itu menangani Korea Selatan di Piala Dunia 2018, mengubur mimpi Jerman untuk melaju ke babak 16 besar. Secara mengejutkan Jerman kalah secara dramatis, dengan 0-2 dari Korea Selatan.
Dari tiga laga babak penyisihan, menempatkan Jerman sebagai juru kunci Grup F. Dan terpaksa, tim asuhan Joachim Low harus mengubur mimpinya untuk melaju jauh di Piala Dunia 2018. Skuad Der Panzer harus pulang lebih awal.
Berkaca dari hasil buruk yang menimpa Italia, Spanyol dan Jerman, Perancis harus berhati-hati dan tidak boleh menganggap remeh lawan di babak penyisihan.Â
Jika tidak berhati-hati, Perancis bisa mengikuti jejak Italia, Spanyol dan Jerman, yaitu juara bertahan yang kemudian tersingkir di babak penyisihan.
3. Absennya Paul Pogba dan N'Golo Kante