Saat ini Infrastruktur di Arab Saudi, Qatar, UEA lebih modern. Sehingga tak salah jika suatu saat nanti, banyak negara-negara di Kawasan Arab lebih berprestasi. Negara ASEAN harus banyak melakukan ini, memberikan fasilitas infrastruktur untuk kemajuan pemain.
Untuk perbaikan kulaitas pelatih, setiap federasi harus lebih sering melakukan Coaching klinik dengan menghadirkan narasumber pelatih top, untuk diserap ilmunya oleh pelatih lokal. Federasi juga harus lebih sering menggelar kursus kepelatihan agar sertifikasi pelatih di setiap klub, minimal berstandar Lisensi A AFC.
4. Gaji Pemain di Klub Asia Tenggara Sangat Tinggi
Gaji pemain dengan kemampuan di atas rata-rata saat ini menerima gaji yang sangat "wah" di kompetisi liga domestik Asia Tenggara. Hal ini telah memicu masalah ditubuh Timnas Malaysia pada Piala AFF 2020 kemarin. Dalam investigasi yang dilakukan oleh federasi Sepekbola Malayasia (FAM), ada salah satu akar masalah, pemain tidak kompak dan tidak ada keharmonisan tim, karena ada Gap di internal pemain Malaysia, dimana para pemain Johor Darul Takzim menerima gaji lebih tinggi dibandingkan pemain dari klub lainnya. Sehingga membuat minder pemain klub lainnya untuk membaur dengan para pemain yang memiliki gaji tinggi.
Asnawi Mangkualam juga pernah mengungkapkan, bahwa ketika ia menerima tawaran dari Ansan Greeners gajinya sangat kecil jika dibandingkan dengan yang diterimanya di PSM Makassar. Namun, demi meningkatkan mental dan kualitas bermain ia memutuskan untuk berkarier di Liga Korea Selatan.
Apakah kondisi ini yang menyebabkan seorang pemain dari Negara ASEAN tidak memiliki rasa lapar, tidak merasa bangga dan tidak ada keinginan kuat untuk memakai seragam timnas? Semoga hal ini tidak pernah terlintas dalam benak pemain Timnas kita
5. Sedikit Pemain ASEAN yang berani bermain di Luar Negeri
Saat ini sedikit sekali pemain tim ASEAN yang berkarir di luar negeri, bandingkan dengan Jepang, Korea Selatan dan Australia hampir semua pemain inti dari tim mereka berkarier di luar negeri.
Salah satu contoh nyata, ketika Chanathip Songkrasin yang dikenal sebagai Lionel Messi-nya Thailand, bermain di Consadole Sapporo salah satu anggota J-League. Songkrasin mampu tampil sebagai pembeda dipartai krusial babak semifinal dan final Piala AFF 2020 kemarin.
Sehingga para pemain ASEAN harus berani bermain di luar negeri untuk meningkatkan kualitas Timnas di negaranya.
6. Masih Marak Terjadi Match Fixing