Contohlah Manajer Thailand Madam Pang, yang memberikan pujian kepada Vietnam, ketika mereka berhasil mengalahkan China. Saling melempar pujian dan membuat program Kerjasama, merupakan hal yang harus dikerjakan mulai dari sekarang dan harus dibangun bersama.
2. Mutu Kompetisi Liga Masih Rendah dan Kurangnya Pembinaan Usia Dini
Saat ini mutu dan kualitas kompetisi Liga di ASEAN masih tertinggal dari Jepang, Korea Selatan dan Liga di negara Arab lainnya. Hal ini berimbas pada kualitas pemain yang masuk ke Timnas, juga kalah bersaing ketika berhadapan dengan negara kuat di Asia Timur dan Asia Barat.
Selain itu kurangnya perhatian dari Federasi dan pihak klub dalam pembinaan pemain usia dini yang mengakibatkan kurangnya stok pemain berkualitas di negara ASEAN.
Supaya ada perbaikan dari segi mutu dan kualitas kompetisi Liga di negara ASEAN, harus melakukan perubahan dan perbaikan kompetisi. Baik dari sisi jadwal, regulasi, wasit, pemain asing dan kebijakan lainnya demi meningkatnya mutu kompetisi liga tersebut. Dengan kualitas Liga yang bagus akan menghasilkan pemain yang berkualitas untuk prestasi Timnas. Saat ini kompetisi Liga ASEAN yang dianggap paling bagus adalah Thailand dan Vietnam.
Kompetisi Liga ASEAN harus bisa mendekati levelnya seperti mutu dan kualitas Liga di Korea, Jepang, China maupun Liga-liga di Kawasan negara Arab.
Selain kompetisi Liga, perlu adanya perbaikan pembinaan usia dini. Klub dapat hidup dan berkembang apabila mempunyai suplai pemain junior. Setiap klub diwajibkan untuk melakukan pembinaan usia dini sejak umur u-9 hingga u-23.
Sehingga beban pembinaan usia dini jangan hanya diserahkan kepada setiap SSB, tetapi klub juga harus bertanggung jawab untuk mengelola pemain sejak usia dini. Dengan banyaknya pembinaan usia dini, maka akan semakin melimpah bakat pemain muda, sehingga memudahkan klub dan pelatih untuk menyeleksinya.
3. Infrastruktur Latihan dan Kualitas Pelatih Yang Masih Minim
Saat ini kondisi di negara ASEAN, fasilitas infrastruktur latihan yang modern tak banyak ditemukan. Padahal hal ini sangat penting dalam menunjang pemain dan pelatih dalam meningkatkan kemampuan saat latihan. Disisi lain, kualitas pelatih Top di ASEAN juga sangat minim. Terbukti saat ini Timnas Indonesia, Thailand, Vietnam dan yang terbaru Malaysia dilatih oleh pelatih asing.
Negara kuat Jepang dan Korea Selatan telah menunjukkan bagaimana cara mereka untuk maju. Jepang dan Korea Selatan telah membenahi infrastruktur bertahun-tahun silam. Bahkan negara-negara di Kawasan Arab, telah meniru langkah yang dilakukan oleh Jepang dan Korea Selatan.