Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dampak Negatif, Ketika Istri Tidak Menyukai Burung Milik Suami

19 November 2021   22:31 Diperbarui: 20 November 2021   06:59 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Burung murai batu (Copsychus malabaricus/via KOMPAS.COM)

Dengan ketekunan dan kegigihan Pak Rejo, harga burungnya pun dihargai mahal oleh pembeli. Bahkan pada tahun 1996, satu burung Murai Batu miliknya ditukar dengan sebuah sepeda federal setengah pakai, yang saat itu ditaksir mencapai satu juta rupiah. Tentu pada tahun itu, uang senilai satu juta nilainya sangat besar.

Memiliki 24 ekor burung, otomatis waktu Pak Rejo dihabiskan untuk merawat burungnya. Saat burung dijemur di teras, rumah Pak Rejo mirip pasar burung mini. Bahkan ketika burung, dimasukkan ke rumah, isi di dalam rumah Pak Rejo penuh dengan gantungan sangkar burung.

Setiap malam setelah Maghrib atau Isya burung-burung milik Pak Rejo berkicau saling bersahutan. Bahkan dipagi hari sebelum waktu Subuh tiba, sekitar pukul 03.30 WIB, burung-burung milik Pak Rejo juga saling berkicau bersahutan.

Awalnya semua berjalan dengan normal dan tidak ada keanehan sedikit pun. Namun lambat laun, ketika burungnya Pak Rejo mulai bertebaran sangkarnya di dalam rumah, Istri Pak Rejo yang bernama Ibu Parti merasa terganggu.

Setelah satu setengah tahun berjalan, Ibu Parti mulai berkeluh kesah dengan rutinitas kesibukan yang dilakukan oleh Pak Rejo dengan burung-burungnya. Selain itu, suara kicauan burung yang saling bersahutan juga mengganggu kenyamanan Ibu Parti.

Ibu Parti mulai bertindak, menunjukkan "the power of emak-emak" di rumahnya. Setiap malam menjelang tidur atau saat mau memasuki waktu Subuh, ketika burung-burung peliharaan Pak Rejo berkicau bersahutan. Ibu Parti mulai, menggoyang-goyang sangkar burung agar kicauan burung tersebut berhenti.

Tidak hanya menggunakan tangan untuk menggoyang-goyangkan sangkar burung, Ibu Parti bahkan terkadang menggunakan Sulak kaca atau kemoceng untuk menggoyangkan sangkar burung.

Akibat dari tindakan ibu Parti ini, membuat Pak Rejo menjadi galau, mulai muncul percikan masalah dalam rumah tangga Pak Rejo. Terkadang terjadi perdebatan diantara mereka berdua terkait burung-burung peliharaan Pak Rejo.

Pak Rejo Mulai tidak fokus dalam memelihara burung-burungnya, terkadang selepas  memandikan burung dan memberi makan-minum, Pak Rejo lupa menutup pintu sangkar burungnya. Akibat kelalaian Pak Rejo ini, ia sampai kehilangan hewan berupa tiga burung peliharaannya karena kabur dari sangkar.

Selain itu, burung-burung Pak Rejo mulai jarang berkicau. Jika dalam bahasa perburungan, burung milik Pak Rejo sedang "stres". Bahkan Pak Rejo harus rela, kehilangan hewan karena dua burungnya mati, kemungkinan karena burungnya tersebut ikut tertekan.

Tidak mendapat dukungan dari istri dan burung-burung milik Pak Rejo mulai jarang berkicau, Pak Rejo dengan terpaksa memutuskan untuk menjual semua burungnya yang masih ia pelihara dengan harga murah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun