Namun, IS dan teman-temannya mengira korban dalam kondisi pingsan.
"Menurut pengakuan pelaku, mereka mengira korban pingsan, dalam keadaan meninggal korban diperkosa oleh IS diikuti oleh tiga pelaku lainnya," ujar Kapolrestabes Palembang, Harryo Sugihhartono seperti dilansir Kompas.com.
Setelahnya, keempat pelaku membopong jasad korban ke kuburan yang berjarak 30 menit dengan berjalan kaki. Itu dilakukan agar aksi mereka tidak diketahui orang lain.
Di tempat kedua, sambung polisi, tubuh AA yang sudah meninggal kembali diperkosa untuk kedua kalinya oleh pelaku secara bergantian.
Apa motif dan bagaimana bisa terungkap?
Setelah menelantarkan jasad AA begitu saja di areal kuburan, empat pelaku kembali lagi ke tempat pertunjukan seni kuda lumping, kata polisi.
Mereka bahkan menceritakan perbuatan itu kepada teman-temannya yang lain.
"Cerita tersebut menjadi awal kami mendapatkan keterangan dari saksi sehingga dapat mengungkap peran para pelaku," tutur Harryo.
Berselang dua hari kemudian, polisi menetapkan empat orang sebagai tersangka: IS (16 tahun), MZ (13 tahun), NS (12 tahun), dan AS (12 tahun).
Dari hasil pemeriksaan terhadap pelaku, polisi menyebut motif dari empat pelaku melakukan pemerkosaan terhadap AA karena ingin menyalurkan hasratnya.
Pasalnya para pelaku disebut polisi kecanduan konten pornografi.