Hari kedua di Derawan, sekitar pukul 9Â kami bergerak ke Pulau Sangalaki. Pemberhentian pertama adalah sebuah spot lepas pantai yang katanya adalah manta point, jaraknya hanya sekitar setengah jam perjalanan dari Derawan. Saya sendiri baru dengar soal manta ketika akan berangkat ke Derawan ini. Dan pagi itu saya pun berenang dengan pemandangan bawah laut berupa ikan pari manta. Saya benar-benar takjub, baru kali ini saya menemukan pemandangan seperti itu. Manta itu salah satu jenis spesies ikan pari, warnanya lebih gelap di bagian atas dan bagian bawahnya putih.
Manta itu jinak, ekornya tidak beracun, makanannya adalah plankton dan bangkai ikan kecil, jadi tidak perlu takut jika berenang di kawasan habitat manta ini dan manta juga cuma ada di perairan tropis yang hangat. Namun manta berenang cukup dalam dan jarang sekali muncul ke atas, apalagi permukaan, jadi harus menyelam jika ingin menyentuhnya. Selain itu manta berenang melawan arus laut, jadi cukup lelah mengejarnya.
Danau Ubur-ubur
Satu jam mengejar manta, kami pun kembali melanjutkan perjalanan ke Pulau Kakaban. Nah, destinasi ini adalah incaran utama saya dalam perjalanan ini, yang paling saya tunggu dari seluruh urutan perjalanan yang direncanakan, karena di sini saya bisa berenang di danau ubur-ubur. Begitu speedboat kami bersandar, saya langsung bergegas melintasi jetty panjang itu, lalu melewati gerbang utama Pulau Kakaban. Sebelum tiba di danau ubur-ubur itu, saya harus melewati hutan mangrove terlebih dahulu. Jalur untuk melintasi hutan mangrove ini berupa jalan selebar 1 meter yang terbuat dari kayu. Setelah melewati jalan kayu yang licin di antara hutan mangrove itu, tibalah saya di danau ubur-ubur, dan saat itu saya tersadar kalau saya sudah terpisah dari rombongan saya karena begitu bersemangatnya saya ingin berenang di sana, jadi saya berjalan cepat dan meninggalkan mereka yang masih asyik berfoto di jalan kayu itu tadi.
[caption caption="Gerbang pulau Kakaban"]
Seru sekali berenang dengan ubur-ubur ini, saking banyaknya saya jadi sering bertabrakan dengan ubur-ubur, apalagi yang bening, karena tidak begitu kelihatan. Katanya danau yang seperti ini di seluruh dunia cuma ada 2, yaitu di Indonesia, ya di Pulau Kakaban ini, dan di pulau-pulau di jajaran Mikronesia di lautan Pasifik. Makanya tempat ini harus dikunjungi.
Entah berapa lama saya berenang di sana, saya berhenti ketika saya sudah merasa cukup puas. Setelah itu barulah saya berburu foto sendiri di jalan kayu itu, karena suasananya sudah sepi, jadi lebih bebas mencari foto sendiri.
[caption caption="Bermain bersama ubur-ubur"]
Gua Haji Mangku
Dari Pulau Kakaban kami bergerak menuju Pulau Maratua. Di sini ada destinasi baru yang cukup terkenal bernama Gua Haji Mangku. Awalnya saya agak malas untuk ikut ke tempat ini, karena saya tidak suka dengan gua, tapi karena semua orang turun, jadi saya pun terpaksa ikut turun. Ternyata yang saya lihat sangat berbeda dengan yang saya bayangkan. Setelah berjalan melintasi hutan mangrove yang masih liar, kami tiba di tepian sebuah jurang kecil. Di bawah jurang itu ada kolam berair jernih sekali. Bagian bawah tebing itulah yang berbentuk gua sepanjang sekitar 5-10 meter dengan air yang sangat jernih. Nah, hal yang harus dilakukan di sini adalah lompat dari tebing setinggi sekitar 4-5 meter ke dalam kolam air payau yang jernih ini, lalu berenang melewati gua dan naik lagi deh ke tebing awal tempat lompat tadi. Jangan ditanya bagaimana rasanya lompat di tebing lalu berenang di situ, yang pasti menyenangkan sekali!
[caption caption="Gua Haji Mangku"]