Mohon tunggu...
Sonti Soraya Sinaga
Sonti Soraya Sinaga Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

a full time officer, sometimes a traveller

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Uniknya Derawan

12 Januari 2016   17:19 Diperbarui: 20 Januari 2016   09:47 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari kedua di Derawan, sekitar pukul 9 kami bergerak ke Pulau Sangalaki. Pemberhentian pertama adalah sebuah spot lepas pantai yang katanya adalah manta point, jaraknya hanya sekitar setengah jam perjalanan dari Derawan. Saya sendiri baru dengar soal manta ketika akan berangkat ke Derawan ini. Dan pagi itu saya pun berenang dengan pemandangan bawah laut berupa ikan pari manta. Saya benar-benar takjub, baru kali ini saya menemukan pemandangan seperti itu. Manta itu salah satu jenis spesies ikan pari, warnanya lebih gelap di bagian atas dan bagian bawahnya putih.

Manta itu jinak, ekornya tidak beracun, makanannya adalah plankton dan bangkai ikan kecil, jadi tidak perlu takut jika berenang di kawasan habitat manta ini dan manta juga cuma ada di perairan tropis yang hangat. Namun manta berenang cukup dalam dan jarang sekali muncul ke atas, apalagi permukaan, jadi harus menyelam jika ingin menyentuhnya. Selain itu manta berenang melawan arus laut, jadi cukup lelah mengejarnya.

Danau Ubur-ubur

Satu jam mengejar manta, kami pun kembali melanjutkan perjalanan ke Pulau Kakaban. Nah, destinasi ini adalah incaran utama saya dalam perjalanan ini, yang paling saya tunggu dari seluruh urutan perjalanan yang direncanakan, karena di sini saya bisa berenang di danau ubur-ubur. Begitu speedboat kami bersandar, saya langsung bergegas melintasi jetty panjang itu, lalu melewati gerbang utama Pulau Kakaban. Sebelum tiba di danau ubur-ubur itu, saya harus melewati hutan mangrove terlebih dahulu. Jalur untuk melintasi hutan mangrove ini berupa jalan selebar 1 meter yang terbuat dari kayu. Setelah melewati jalan kayu yang licin di antara hutan mangrove itu, tibalah saya di danau ubur-ubur, dan saat itu saya tersadar kalau saya sudah terpisah dari rombongan saya karena begitu bersemangatnya saya ingin berenang di sana, jadi saya berjalan cepat dan meninggalkan mereka yang masih asyik berfoto di jalan kayu itu tadi.

[caption caption="Gerbang pulau Kakaban"]

[/caption]Setibanya di tepi danau saya segera turun ke danau dan berenang mengejar ubur-ubur cantik itu. Takut disengat ubur-ubur? Nah, inilah keunikannya, ubur-uburnya sama sekali tidak menyengat, jadi berenang santai saja di danau itu bersama ubur-ubur lucu yang banyak banget jumlahnya. Saya melihat di situ ada dua jenis ubur-ubur, yang pertama seperti di foto, yang satu lagi bening.

Seru sekali berenang dengan ubur-ubur ini, saking banyaknya saya jadi sering bertabrakan dengan ubur-ubur, apalagi yang bening, karena tidak begitu kelihatan. Katanya danau yang seperti ini di seluruh dunia cuma ada 2, yaitu di Indonesia, ya di Pulau Kakaban ini, dan di pulau-pulau di jajaran Mikronesia di lautan Pasifik. Makanya tempat ini harus dikunjungi.

Entah berapa lama saya berenang di sana, saya berhenti ketika saya sudah merasa cukup puas. Setelah itu barulah saya berburu foto sendiri di jalan kayu itu, karena suasananya sudah sepi, jadi lebih bebas mencari foto sendiri.

[caption caption="Bermain bersama ubur-ubur"]

[/caption]

Gua Haji Mangku

Dari Pulau Kakaban kami bergerak menuju Pulau Maratua. Di sini ada destinasi baru yang cukup terkenal bernama Gua Haji Mangku. Awalnya saya agak malas untuk ikut ke tempat ini, karena saya tidak suka dengan gua, tapi karena semua orang turun, jadi saya pun terpaksa ikut turun. Ternyata yang saya lihat sangat berbeda dengan yang saya bayangkan. Setelah berjalan melintasi hutan mangrove yang masih liar, kami tiba di tepian sebuah jurang kecil. Di bawah jurang itu ada kolam berair jernih sekali. Bagian bawah tebing itulah yang berbentuk gua sepanjang sekitar 5-10 meter dengan air yang sangat jernih. Nah, hal yang harus dilakukan di sini adalah lompat dari tebing setinggi sekitar 4-5 meter ke dalam kolam air payau yang jernih ini, lalu berenang melewati gua dan naik lagi deh ke tebing awal tempat lompat tadi. Jangan ditanya bagaimana rasanya lompat di tebing lalu berenang di situ, yang pasti menyenangkan sekali!

[caption caption="Gua Haji Mangku"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun