INT. KAMAR ZICO
Ada DUA KETUKAN di pintu.
                         INDAH (O.S.)
                ZICO, aku permisi masuk!
Pintu dibuka dari luar. INDAH masuk. Berdiri di belakang pintu.
MATANYA memandangi yang di hadapannya.
TEMARAM dan MURAM diselimuti DIAM.
Dua LOUDSPEAKER di depan kakinya.
KASET-KASET di atas tape deck.
POSTER-POSTER heavy metal di dinding.
Dan, lukisan RORO JONGGRANG yang tertunduk.
Berangsur ia menoleh ke kiri. TERSENTAK.
ZICO duduk mematung di ranjang. KE ARAHNYA.
Sebuah headphone mini melingkar di kepalanya.
                           INDAH
                (cepat-cepat menghampirinya)
                ZICO...
Berdiri di dekatnya.
                           INDAH
                Kamu sakit...?
Bocah itu bergeming. Pandangannya kosong.
Punggung tangan kanan INDAH menyentuh dahinya.
Mencoba meraih gorden di belakang kepala ZICO.
SEKONYONG-KONYONG tangan INDAH disergapnya.
Gadis itu hampir meloncat ke belakang.
                            ZICO
                       (tanpa melihat,
                        separuh berbisik)
                Jangan.
Genggamannya pun dilepaskan.
                            ZICO
                Hari ini aku mbolos.
INDAH terdiam. Ikut MEMATUNG.
SUPER: EMPAT PULUH HARI LALU
INT. KAMAR BI INAH, LAWANG - MALAM
SUARA JANGKRIK bersahut-sahutan di luar. INDAH dan ibunya duduk di tepi dipan.
                           BI INAH
                      (berbahasa Jawa)
                Sejak ditinggal papanya, arek itu
                jadi pemurung. Mengurung diri di
                kamar. Padahal dulu suka tertawa.
                Jadi punya kebiasaan baru. MbolosÂ
                sekolah. Paling ndak sebulan sekali.
Ia menghela nafasnya. Menggelengkan kepalanya.
INDAH mematung menatap sang ibu.
SUPER: MASA KINI
INT. KAMAR ZICO - MALAM
SURAM dan KELAM. Cuma seberkas cahaya lampu di meja.
Tiga foto BURAM ada di bawahnya.
Di FOTO PERTAMA, seorang bocah dan papa mamanya tersenyum di belakang kue tart berlilin. Ada tulisan tangan "ULANG TAHUN ZICO KE-6 BERSAMA PAPA DAN MAMA".
Di FOTO KEDUA, seorang bocah bersama papanya berdiri di belakang kue tart berlilin. "ULANG TAHUN ZICO KE-7 BERSAMA PAPA".
Di FOTO TERAKHIR, bocah itu berdiri di samping sebuah kue tart berlilin. SEORANG DIRI. Di kepalanya ada topi kerucut. Tangannya memegangi benang balon. Wajahnya murung. Pandangannya hampa. "ULANG TAHUN ZICO KE-8".
EXT. JALAN BASUKI RAHMAT - SIANG
Motor ZICO berhenti di depan kampus AKADEMI BAHASA ASING.
INDAH turun. Tersenyum mendekati yang duduk.
                           INDAH
                Terima kasih.
ZICO mengangguk tanpa melihatnya.
Gadis itu tetap berdiri. MENUNGGUINYA.
Hingga ia MENGHILANG di jalan.
EXT. JALAN BASUKI RAHMAT - SORE
INDAH berdiri di depan pintu kampusnya.
ZICO menghentikan motornya di sisi trotoar.
Gadis itu menghampirinya. Menganggukkan kepala.
Duduk di belakangnya.
                           INDAH
                (tersenyum DI KACA SPION)
                Terima kasih.
INT. RUANG PERSEKUTUAN - SENJA
ZICO dan INDAH memunguti buku-buku nyanyian di atas tikar.
                         YUNA (O.S.)
                Halo ZI!
Seorang siswi, 16, berdiri di belakang ZICO. Parasnya sekelas gadis sampul. Bergaya rambut pixie. Posturnya mungil. Roknya mini.
                            YUNA
                     (tersenyum manja)
                Besok sore aku, Dani, sama
                George, mau nonton. Ikut, ya?
ZICO menggeleng.
                            ZICO
                Mmm, lain kali?
                            YUNA
                Ya wes. Tapi janji, lho ya!
Ia tersenyum-senyum menunjuk hidung ZICO.
INDAH memperhatikan mereka.
EXT. MOTOR ZICO (MELAJU) - SENJA
Motor ZICO melambat dalam lalu lintas yang MEMADAT.
                            ZICO
                INDAHSARI!
                           INDAH
                Iya?
                            ZICO
                Mau ke Pasar Blauran?
ZICO melirik KACA SPION di sebelah kiri.
DI SANA gadis itu tersenyum tersipu. Menurunkan wajahnya.
EXT. JALAN KRANGGAN - SENJA
ZICO memarkirkan motornya. INDAH berdiri di belakangnya.
Mengamati trotoar yang RAMAI ke arah Pasar Blauran.
Sekonyong-konyong ZICO menarik tangan gadis itu.
MENYELIPKAN jari-jari tangan kirinya ke jemari tangan kanan INDAH.
Berjalan di depannya.
Tak berkedip mata INDAH menatap jemari mereka yang BERTAUTAN.
INT. PASAR BLAURAN
ZICO dan INDAH berdiri berdampingan di depan kios makanan khas Jawa Timur.
Melihat-lihat seribu satu makanan yang TERHAMPAR di meja.
AREA MAKAN
Keduanya duduk berhadapan. Menikmati hidangan bersama.
Masing-masing sepiring NASI KUNING. Dan semangkuk ES CENDOL.
                           INDAH
                ZICO, kamu sering ke sini, ya?
Yang ditanya mengangguk. Tanpa mengangkat matanya.
                            ZICO
                   (menunjuk ke depan)
                Dulu waktu toko mama masih
                di Wijaya.
LIMA MENIT KEMUDIAN
ZICO menepikan piring kosongnya. Mendekatkan es cendolnya.
Mengaduknya. Menghirupnya dengan sendok.
                            ZICO
                Es cendol Pasar Blauran memang
                paling enak sak dunia!
INDAH menutup mulutnya menahan tawa.
Pelan-pelan mendekatkan mangkuk es condolnya sendiri.
Mengaduknya. Menghirupnya.
                           INDAH
                Wuih! Seger-nya ZICO!
SLOW MOTION:
Mata INDAH seperti bintang. Wajahnya seperti rembulan.
Bocah itu MENGANGKAT wajahnya.
Tatapan mereka bertemu.
Mata mereka BERBINAR. Wajah mereka BERSINAR.
Hingga tersipu menurunkan pipi yang MERONA.
END SLOW MOTION.
                            ZICO
                     (separuh berbisik)
                Lain kali kita ke sini lagi.
LIMA MENIT KEMUDIAN
INDAH melirik mangkuk es cendol ZICO yang sudah mengkilap.
                           INDAH
                ZICO...
Yang ditanya melirik.
                           INDAH
                Aku boleh bertanya?
ZICO mengangguk tanpa melihat.
                           INDAH
                Kemarin kok ndak sekolah?
                            ZICO
                Datang bulan--
                           INDAH
                Hah?
ZICO memandangi es cendol milik INDAH yang tersisa.
                           INDAH
                Bagaimana rasanya?
                            ZICO
                Mimpi buruk.
                           INDAH
                Kok bisa?
Ia mengangkat bahunya. Masih memandangi es cendol di mangkuk INDAH.
                           INDAH
                Sudah lama?
                            ZICO
                Dua SD.
Ia MENUNJUK sisa es cendol itu.
                            ZICO
                Kok ndak habis?
                           INDAH
                    (tersenyum tersipu)
                Kenyang.
ZICO mendekatkan mangkuk es cendol itu.
Menghirupnya dengan sendok milik INDAH yang ada di dalam.
MEMERAH kedua pipi dan telinga gadis itu menyaksikannya.
INT. RUANG MAKAN - MALAM
ZICO duduk di meja. INDAH di lantai.
Berdua menonton klip video KATE BUSH, "WUTHERING HEIGHTS".
INT. KAMAR INDAH - MALAM
Ada KETUKAN di pintu.
Yang di dalam membukanya.
ZICO menyandarkan kepala di bingkai pintu.
Matanya memandangi bawaannya sendiri.
Spontan INDAH merapikan rambut dan pakaiannya.
                           INDAH
                        (tersenyum)
                ZICO...
Bocah itu menyerahkan yang ada di kedua tangannya.
Novel tulisan EMILY BRONTE, "WUTHERING HEIGHTS".
Kamus "ENGLISH - INDONESIAN".
SONY WALKMAN berikut headphone mininya.
Album kaset QUEEN, "QUEEN GREATEST HITS".
                            ZICO
                       (tanpa melihat)
                Sekalian belajar bahasa Inggris.
INDAH menatap mata ZICO satu persatu. Menganggukkan kepala kepadanya.
                           INDAH
                     (setengah berbisik)
                Terima kasih.
ZICO membalas mengangguk. Memutar badannya, lalu pergi.
INDAH berdiri memandangi bocah itu hingga menghilang.
INT. KAMAR ZICO - MALAM
"9:30" jam dinding di atas sound system.
                     MAMA ZICO (O.S.)
                ZI, mam brangkat!
EXT. TERAS DEPAN
INDAH berdiri di mulut pintu.
Mama ZICO mendekatinya. Tersenyum memeluk pundaknya.
                        MAMA ZICO
                NDAH, aku kembali Senin subuh.
                           INDAH
                Iya, Bu. Selamat jalan.
ZICO keluar mengikuti mamanya. Menenteng sebuah tas duffel.
INT. RUANG TAMU
INDAH berdiri di mulut pintu.
ZICO masuk kembali.
Bersama-sama menutup pintu. Mengunci. Memasang palang-palangnya.
Mematikan lampu. BERDUA melangkah ke dalam.
INT. RUANG MAKAN
Sang bocah berhenti di depan kamarnya. Melirik INDAH.
                            ZICO
                INDAHSARI, mau nonton video?
Gadis itu melihatnya masuk ke kamarnya.
Keluar lagi memegang sebuah KASET BETAMAX.
LIMA MENIT KEMUDIAN
Lampu sudah dipadamkan.
Di layar TV, seorang siswi SD duduk terisak di pinggir jalan.
Kepalanya tertunduk, tertutup kerudung hitam.
Seorang wanita datang menyapanya.
Bocah itu berhenti menangis. Berangsur mengangkat kepalanya.
MENYINGKAPKAN wajah aslinya. Penuh keriput dan rambutnya yang putih.
Ia pun tertawa TERKEKEH-KEKEH.
                           INDAH
                Lho! Ini filem setan, ya?!
Ia meloncat dari lantai.
Cepat-cepat ke arah ZICO yang duduk di sofa kecil.
Duduk lagi di lantai, di sudut sofa.
ZICO meliriknya. TURUN dari sofa. Duduk di sampingnya.
SUPER: SEMBILAN TAHUN SILAM - 1974
INT. GEDUNG BIOSKOP - MALAM
Di layar lebar ada seorang wanita muda berwajah pucat, dan berambut panjang
CEKIKIKAN, ia mengunyah-ngunyah sepotong beling.
Penonton MENJERIT-JERIT menutupi mata.
ZICO kecil duduk di samping papanya.
Bocah itu membelalakkan kedua matanya. Menutupi kedua kupingnya.
Papa ZICO meliriknya. Tersenyum MERANGKUL pundak anaknya.
SUPER: MASA KINI
INT. RUANG MAKAN - MALAM
Lampu sudah dinyalakan. TV sudah dimatikan.
ZICO dan INDAH masih duduk membisu di lantai.
                            ZICO
                Aku seneng nonton filem setan.
                           INDAH
                Ndak takut...?
Ia menggeleng.Â
                            ZICO
                Di SMP aku nonton "PENGABDI
                SETAN" sendirian. Sore-sore naik
                becak, pulangnya sudah gelap.
                           INDAH
                            ZICO...
                            ZICO
                Hmm?
                           INDAH
                Aku boleh tanya?
ZICO mengangguk tanpa melihat.
                           INDAH
                Kamu kok sering nunduk? Ndak lihat
                orang kalau bicara. Ndak pernah
                senyum--
Sekonyong-konyong bocah itu BERPALING melotot. Wajahnya merah padam.
Kedua tangan DITARUHNYA di belakang kepala INDAH.
Menekannya ke bawah. Membuat kepala gadis itu TERTUNDUK.
                            INDAH
                  (memegangi tangannya)
                Aduh aduh. ZICO...!
Sang agresor segera melepaskannya.
Menghela nafas. Menundukkan kepala.
                             ZICO
                Sedih itu beban. Kangen itu berat.
                Orang-orang itu ndak penting. Cuma
                ngganggu!
INDAH gemetar merapikan rambutnya.
                             ZICO
                Saban hari aku kangen papa. Aku
                susah. Aku menderita! Aku kepinginÂ
                mati!
                   (memelototi langit-langit
                    seolah mau merobohkannya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H