kau datang lalu meramaikan sunyi
sehingga ruangan menjadi sesak oleh hening
mataku masih terpejam mengoyak kabut
hingga kutemukan tanah lapang
tak tampak kehidupan di perbatasan mataku
hanya kelebat buram  yang mengendap.
Â
Â
ketika jiwaku direngkuh embun
kau masih menghisap rempah tembakau
padahal aku tak habis-habis meniris keringat
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!