Mohon tunggu...
solekhah  Lekhah
solekhah Lekhah Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis amatir

Penulis pemula yang ingin menuangkan imajinasi nya, merasa perlu belajar dan belajar lagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sepucuk Surat untuk Ayah dan Ibu

9 September 2020   08:10 Diperbarui: 10 September 2020   15:34 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sejak mereka bertentangkar, sejak ayah ibuku sibuk dengan Pencitraan nya di muka publik. Dan sejak aku bertemu dengan Gerombolan anak anak Pub itu!" Jujurnya.

"Perbaiki diri Mu, jika perlu Bantuan datang lah. Setidaknya ada aku yang mau berbagi pengalaman Untuk Mu!" Ujarku meninggalkan Aris. Pemuda itu menangguk entah merasa malu, atau bangkit dari keterpurukannya.

Selepas itu kami berusahabat, Aris berubah dengan perubahan baiknya. Dan keluarganya sudah lebih baik. kata terakhir yang aku dengar, Aris akan melanjutkan studinya ke Luar Kota mungkin menimba ilmu agama. Sudah hampir mendekati UNBK Aris tak muncul, sekali muncul itupun saat kegiatan Istighosah menyambut ujian.

tertulis perintah untuk memohon maaf kepada Ayah dan Ibu, agar di beri Restu kemudahan untuk mengikuti UNBK dan mendengar perintah itu pikiran ku berkelana Sudah hampir satu tahun Ayah tak pernah mengabariku, ku dengar mereka sekeluarga sudah pindah. Sedangkan Ibu ku tinggal Dimana saja aku tak tahu, yang jelas beliau sudah jauh dari kota ini. 

Yang ku dengar Ayah masih betah melajang, seolah terauma dengan masa lalu nya. Dari dulu Nenek Ima tak pernah bertandang ke rumah Ayah ku, jika aku ke rumah Ayah beliau meminta Om Tion yang mengantar kan aku kesana, apakah semalu itu Nenek dengan kelakuan Ibu hingga tak memiliki Muka datang bersilaturahim.

Kutulis bait demi bait kata teruntuk Ayah dan Ibuku. 


Teruntuk:
 ayah dan Ibu

Terimakasih sudah mengahdirkan aku di dunia ini, dengan limpah kasih mu seperti Tuhan menyayangi Ku. Mungkin jika tanpa kalian aku tak akan ada dan bisa tumbuh sebesar ini, serta dikenal menjadi anak yang membanggakan. Ah menulis kata membanggakan belum afdol rasanya jika kata itu diucapkan langsung dari bibir kalian, Rifad sehat dan bahagia ku harap kalian Begitu. Maafkan Rifad yang belum bisa menjenguk kalian, Maaf kan Rifad yang mungkin pernah melukai hati kalian di masa lampau atau pun saat ini. Doakan Rifad agar lulus dengan Nilai yang memuaskan, Rifad Mendoakan kalian dimana pun Kalian berada.

Salam
Rifad Anak kalian
.

Ku tulis surat itu, dan mengirim nya ke salah satu alamat yang di berikan Tetangga Rumah Ibu dulu, dan untuk alamat rumah ayah aku melihat sosial media Tante Lea, adik Ayah. 

Yang kebetulan aktif dalam bersosial media, nyatanya mereka sudah bahagia dengan kehidupan nya sekarang. Kabar baik Ayah akan menjenguk ku setelah lulus ujian membawa ku bertandang ke rumah Nenek Uminah yang baru di Bogor.

UNBK bukan menjadi momok menakutkan bagiku, Aku begitu tenang menjawab soal itu perlahan. Mendekati wisudapun aku masih sama santai nya, satu yang ku dengar Aris sudah pergi keluar kota untuk menimba Ilmu agama. Dan Besok adalah hari kelulusan, dan aku berusaha menjadi lulusan terbaik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun