Dan pulang nya Nenek Uminah yang mengantarkan ku pulang. Ibu menitipkan ku pada Nenek begitu dirinya pindah rumah dan susah mengurus anaknya yang semakin bertambah dengan ekonomi yang pas pasan.
"Rifad Keluar lah makan malam dulu Nak" ujar kakekku dengan suara keras, wajahnya mengeriput begitu aku menatap nya lamat-lamat. Usianya sudah tak lagi muda seperti dulu aku di gendong nya menyusuri lapangan bola.
"Besok sekolah kan? Gimana dapat kelas unggulan lagi Gak Ya?" ujar kakek bahagia, sedangkan Nenek Dia hanya mendengus kesal menatap kakek yang tak sabaran dengan pembagian kelas Ku esok nanti.
"Kelas Unggulan dong Kan cucu Nenek Pintar!" Ujarnya dengan bangga. Kakek mendengus sebal.
"Yang baik itu Kakek, kalo yang jelek itu turunan Nenek" kekeh Kakek. Nenek yang kesal menepuk bahunya kesal. Aku terkekeh melihat dua sejoli yang sudah tua renta.
"Mau kuliah apa Gimana? Katanya Si Anton mau ke Politeknik" ujar nenek. Aku terdiam.
"Yah seterah Aja Nek. Kalo Kuliah nya di luar kota boleh?" Tanya Ku.
"Yah seterah. Alangkah lebih baiknya yah disini biar Deket Hemat lagi" ujar nenek. Aku mengiyakan sebelum benar-benar menghabiskan makan malamku.
"Masih satu tahun lagi, udah kamu fokus SMA dulu. Jalani yang di depan bertahap" titah kakek dan Nenek Ima hanya bisa diam.
**
Esok ini jadwal pertama kali aku berangkat setelah libur panjang kenaikan kelas, aku gemar mempelajari Ilmu Biologi. Ingin rasanya sehabis SMA ingin mengambil kuliah Jurusan Filsafat atau Farmasi ah mungkin Pesikolog Cocok untuk ku, sedangkan Anton teman sejawat ku memilih dunia teknik dan mungkin akan melanjutkan studi Ke Politeknik.