Mohon tunggu...
shofiya lutfiani
shofiya lutfiani Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA FAKULAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM UIN WALISONGO SEMARANG

HOBI SAYA MENDENGARKAN LAGU K-POP DAN MENONTON DRAMA KOREA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya K-Pop Dalam Tantangan Dakwah di Era Modern

30 Mei 2024   15:39 Diperbarui: 30 Mei 2024   15:54 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gamhttps://ntbsatu.com/2022/02/18/k-pop-mewabah-di-mataram-budaya-populer-negatif.html#google_vignettebar

Shofiya Lutfiani

Mahasiswa Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam, fakultas dakwah dan komunikasi, UIN Walisongo Semarang. lutfianisofiya@gmail.com

Abstrak

Era modern diwarnai dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, membuka gerbang bagi berbagai budaya asing untuk masuk ke Indonesia. Salah satunya adalah budaya K-Pop, yang dengan musik, tarian, dan fashionnya yang menarik, telah menjadi magnet bagi banyak orang, terutama generasi muda.

Budaya K-Pop, dengan popularitasnya yang mendunia, telah menjadi fenomena global yang tak dapat dipungkiri. Di Indonesia, K-Pop telah menjadi bagian dari gaya hidup dan budaya populer, terutama di kalangan remaja. Hal ini menghadirkan tantangan bagi dakwah Islam di era modern, di mana para pendakwah harus mampu menjangkau dan membimbing generasi muda dalam menghadapi pengaruh budaya luar yang kuat.

Artikel ini akan membahas tentang budaya K-Pop dan pengaruhnya terhadap masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. Kemudian, artikel ini juga akan membahas tentang tantangan dakwah Islam di era modern, dengan fokus pada bagaimana dakwah dapat dilakukan dengan efektif di tengah pengaruh budaya K-Pop.

Kata Kunci: Budaya K-Pop, Dakwah Islam, Era Modern, Tantangan Dakwah, Generasi Muda

Abstract

The modern era is marked by the rapid development of information and communication technology, opening the gates for various foreign cultures to enter Indonesia. One of them is K-Pop culture, which, with its attractive music, dance and fashion, has become a magnet for many people, especially the younger generation.

K-Pop culture, with its worldwide popularity, has become an undeniable global phenomenon. In Indonesia, K-Pop has become part of the lifestyle and popular culture, especially among teenagers. This presents a challenge for Islamic da'wah in the modern era, where preachers must be able to reach and guide the younger generation in facing strong external cultural influences.

This article will discuss K-Pop culture and its influence on Indonesian society, especially the younger generation. Then, this article will also discuss the challenges of Islamic da'wah in the modern era, with a focus on how da'wah can be carried out effectively amidst the influence of K-Pop culture.

Keywords: K-Pop Culture, Islamic Da'wah, Modern Era, Challenges of Da'wah, Young Generation

Globalisasi dan modernisasi membawa pengaruh budaya baru dari berbagai negara yang dapat menggeser nilai-nilai budaya lokal dan menimbulkan kebingungan di kalangan masyarakat. Hal ini menjadi tantangan bagi para da'i untuk tetap relevan dalam menyampaikan pesan Islam dan menjaga nilai-nilai budaya lokal yang positif. Di era digital, media sosial menjadi alat yang ampuh untuk menyebarkan informasi dakwah. Namun, media sosial juga dapat disalahgunakan untuk menyebarkan konten negatif dan provokatif yang dapat memecah belah masyarakat dan menghambat proses dakwah.

Di era modern seperti sekarang, budaya negara lain sudah sangat mudah untuk masuk ke Indonesia. Contoh budaya asing yang sekarang booming di Indonesia khususnya pada generasi z adalah budaya negara korea yang terkenal dengan K-pop nya. Korean music pop atau yang biasa dikenal dengan sebutan K-pop, sangat disukai dikalangan anak muda dengan berbagai alasan. Hal ini tentunya juga sangat mempengaruhi gaya hidup masyarakat indonesia, yang tadinya mempunyai gaya hidup kental dengan budaya yang ada di Indonesia, tetapi sekarang tercampur dengan budaya negara lain. Namun dengan adanya akulturasi budaya ini, sebenarnya kita juga bisa mengambil banyak manfaat dan hal positif nya.

Akulturasi sendiri adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Artinya, tanpa kita menghilangkan dan tetap berusa mempertahankan budaya yang sejak dulu ada di Indonesia, kita bisa menganbil hal positif dari budaya asing yang tidak bisa kita dihindari untuk masuk ke negara Indonesia. Hal positif yang bisa kita ambil dari masuknya budaya K-pop ke Indonesia adalah terbuktinya anak-anak bangsa yang bisa lebih mendapatkan peluang untuk berprestasi, dalam bidang akademik maupun non akademik.

Adapun contoh figur tokoh anak muda yang dapat memanfaatkan peristiwa akulturasi budaya ini untuk mengembangkan prestasi bahkan sampai ranah luar negri. Bernama lengkap Muhammad Rifki Fahri Zayyan, Pemuda Asal Indonesia yang sekarang mampu menjadi seorang idol Korea. Dengan adanya anak bangsa yang menitih prestasi di negara asing, diharapkan bisa membuktikan kepada seluruh anak muda zaman sekarang bahwa potensi prestasi meraka tidak dibatasi,dan malah  justru didukung. Harapannya, di negara Korea sana bisa dengan mudah mengenalkan budaya Indonesia ke ranah internasional. Dengan begitu, walaupun di negara orang, dia tetap bisa menyalurkan cinta tanah air nya dan bangga atas budaya Indonesia.

Selain dapat mengambil manfaat untuk mengembangkan prestasi ke ranah internasional, dunia K-pop juga dapat meningkatkan rasa kemanusiaan kita. Sekarang ini, kita tau bahwa konflik antara negara Palesina dan Israel sudah sangat parah dan susah untuk diredakan. Sebagai warga negara indonesia kita hanya bisa berdoa dan membantu saudara kita di Palestina yang sedang berjuang memperebutkan hak yag seharusnya sudah menjadi milik mereka sedari awal. Salah satu bantuan yang bisa kita berikan adalah dengan memberikan donasi kepada mereka untuk menyuplai kebutuhan hidup mereka yang cepat sekali habis. Dengan adanya penggemar K-pop di Indonesia yang sangat banyak, dan dengan kekuatan solidaritas mereka, rasa kemanusiaan muncul untuk membantu menyalurkan dana yang ditujukan kepada saudara kita yang aa di Palestina.

Input suhttps://www.inilah.com/4-hari-galang-dana-fans-bts-kumpulkan-donasi-rp1-miliar-untuk-rakyat-palestinamber gambar
Input suhttps://www.inilah.com/4-hari-galang-dana-fans-bts-kumpulkan-donasi-rp1-miliar-untuk-rakyat-palestinamber gambar

Dari data tahun 2023, salah satu penggemar grup K-pop berhasil mendonasikan dana sebanyak 1 Miliar untuk Palestina. Hal ini tentunya menjadikan pengaruh yang sangat baik dengan adanya komunitas penggemar K-pop ini. Selain berdonasi, komunitas penggemar K-pop di Indonesia sekarang ini banyak yang tidak ragu memboikot agensi K-pop yang dengan terang-terangan bekerja sama dengan produk yang medukung Israel. Terlepas dari benar atau tidaknya tindakan pemboikotan ini, diharapkan akan menimbulkan efek jera dari agensi K-pop agar tidak lagi bekerja sama dengan produk yang mendukung Israel.

Dengan adanya pengaruh baik dari K-pop yang sudah dijelaskan dengan serinci mungkin, pastinya ada tantangan tersendiri jika ingin berdakwah dengan masyarakat yang sudah memngenal dengan budaya K-pop. Dakwah di era modern yang perlu menghadapi tantangan dalam menghadapi budaya K-Pop, maka dari itu para da'i juga perlu menyampaikan dakwah dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh generasi muda, sehingga mereka tidak mudah terpengaruh oleh nilai-nilai negatif yang terdapat dalam K-Pop. Berikut adalah tantangan dan problem solving yang bisa dilakukan untuk menjalankan dakwah dengan efektif ditengah pengaruh budaya K-pop.

Tantangan Budaya K-Pop bagi Kegitan Dakwah

1. Individualisme dan Hedonisme

Budaya K-Pop seringkali menampilkan citra individualisme dan hedonisme yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Hal ini dapat memengaruhi pola pikir dan perilaku para penggemar K-Pop, terutama generasi muda, yang mungkin tergoda untuk mengikuti gaya hidup yang tidak sesuai dengan syariat Islam.

2. Penampilan dan Gaya Hidup

Gaya berpakaian dan penampilan para idola K-Pop yang seringkali sensual dan terbuka dapat memicu rasa iri dan ingin meniru pada para penggemarnya. Hal ini dapat mendorong mereka untuk mengabaikan nilai-nilai kesopanan dan kesederhanaan yang diajarkan dalam Islam.

3. Konten Negatif

Beberapa konten K-Pop, seperti musik dan video musik, dapat mengandung unsur-unsur negatif seperti kekerasan, pornografi, dan ajakan untuk melakukan perbuatan tercela. Hal ini dapat membahayakan moral dan akhlak para penggemar, terutama anak-anak dan remaja.

4. Fanatisme Berlebihan

Fanatisme berlebihan terhadap idola K-Pop dapat menjerumuskan para penggemarnya ke dalam perilaku yang tidak sehat, seperti menghabiskan waktu dan uang berlebihan untuk membeli merchandise, mengikuti fan meeting secara berlebihan, bahkan sampai mengabaikan kewajiban agama dan tanggung jawab sosial.

       Dengan tantangan tersebut, dakwah di era modern yang sudah bercampur budaya K-pop bukanlah tugas yang mudah. Maka dari itu dibutuhkan solusi untuk menngani permasalahan tersebut. Berikut adalah problem solving yang bisa dilakukan.

Problem Solving Dakwah Ditengah Permasalahan Budaya K-pop

Menurut Pendapat Ustadz Nur Maulana (2019) menyukai K-Pop boleh saja sepanjang tidak melanggar syari'at islam dan mengambil sisi positif dari idol K-Pop yang disukai. Contohnya penggemar dapat menjadikan idol sebagai sumber inspirasi dan motivasi untuk selalu bekerja keras dan pantang menyerah dalam menggapai cita-cita, dapat meniru hal-hal positif dari idol, termotivasi untuk menambah pengetahuan mereka dengan belajar bahasa asing, dapat menambah wawasan baru yang dimiliki negara Korea Selatan.

Sebagai remaja muslim tidak boleh menyerap budaya popular secara mentah-mentah, perlu tinjau dari agama, apakah itu boleh atau haram. Jalaluddin (2004) menjelaskan semakin kuat tradisi keagamaan dalam suatu masyarakat akan makin terlihat peran akan makin dominan pengaruhnya terhadap kebudayaan. Sebaliknya, makin sekular suatu masyarakat maka pengaruh tradisi keagamaan dalam kehidupan masyarakat akan kian memudar. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa remaja yang menjalankan keagamaan tanpa perasaan dan penghayatan cenderung tidak akan bersikap fanatik terhadap K-Pop. Hal ini menunjukan semakin rendah kematangan beragama semakin tinggi sikap fanatik terhadap KPop, semakin semakin tinggi kematangan beragama semakin rendah sikap fanatik terhadap  KPop. Adapun strategi dakwah untuk generasi muda dakwah yang menyukai dengan budaya k-pop.

Strategi dakwah yang Dapat Dilakukan

1. Pemanfaatan Teknologi Informasi.

Dalam menyebarkan pesan dakwah pada era sekarang ini maka memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dapat dilakukan agar pesan dakwah tersampaikan secara luas dan lebih efisien efisien detik hal ini juga termasuk penggunaan media sosial, aplikasi, platform online Untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas. 

2. Konten Dakwah yang menarik dan relevan.

Dalam membawakan suatu pesan dakwah perlu juga dikembangkan agar suatu pesan dakwah tidak hanya informatif tetapi juga menarik dan dapat menyesuaikan dengan selera anak-anak remaja tetapi tidak dengan menghilangkan esensi islam didalamnya agar dapat dipahami dengan mudah. Jika pembawaan dakwah itu menarik dan sesuai selera maka mereka akan semangat untuk mendengarkan dengan lebih seksama.

3. Pembinaan literasi Digital.

 Tidak hanya memberikan suatu pesan dakwah tetapi juga memberikan edukasi dan pelatihan literasi digital kepada anak-anak remaja, khususnya untuk membantu mereka yang mengidentifikasi dan menolak konten negatif atau provokatif dari internet.

Kesimpulan

Dengan penjelasan berikut, dapat disimpulkan bahwa budaya K-Pop memang menghadirkan berbagai tantangan bagi dakwah di era modern. Namun, dengan strategi dan pendekatan yang tepat, para pendakwah dapat tetap menyampaikan pesan Islam dengan efektif dan relevan kepada para penggemar K-Pop. Hal ini membutuhkan komitmen dan kerja keras dari para pendakwah untuk terus belajar dan berinovasi dalam menyampaikan dakwah di era yang terus berubah.

Daftar Pustaka

Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004.

Kementrian Agama RI, 2019. [Online]. 

Purwandana, Dwi. (2023). "Dakwah di Era Digital: Tantangan dan PeluangdalamMenyebarkanPesan Islam." Jurnal Dakwah UIN Suka, 12(1), 85-102. 

Ulfah, Nurul. (2022). "MembangunLiterasi Digital Masyarakat sebagaiPencegahanKontenNegatif dan Provokatif di Media Sosial." JurnalIlmiah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 12(1), 17-32.

Indriyati Soerjasih, Oesman Effendi, Sri Endah Kinasih. Modul Pengembangan Keprofesian Lanjutan, Antropolgi SMA Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter https://repositori.kemdikbud.go.id/5960/1/KK%20A.pdf. hlm. 69.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun