Mohon tunggu...
Sofia Lestari
Sofia Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia

Pencinta Sastra

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Menguak Rahasia Peran Lingkungan dalam Pembentukan Identitas dan Kesejahteraan Psikologis

2 Juni 2024   13:04 Diperbarui: 2 Juni 2024   13:16 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, lingkungan sosial yang lebih luas, seperti media sosial dan komunitas tempat individu terlibat, juga memiliki dampak yang signifikan pada kepercayaan diri mereka. Tekanan untuk menyesuaikan diri dengan standar yang ditampilkan di media sosial dapat merusak kepercayaan diri seseorang. Namun, dukungan dari komunitas yang inklusif dan penerima, serta kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan yang membangun, dapat meningkatkan rasa percaya diri individu.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi lebih lanjut peran yang dimainkan oleh lingkungan dalam membentuk kepercayaan diri yang kokoh. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara individu dan lingkungannya, kita dapat mengidentifikasi strategi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan pribadi dan perkembangan kepercayaan diri yang positif.

Pembahasan:.

Menurut Maharani (2019:19) Ekspresi diri adalah kebebasan untuk mengekspresikan diri, kebutuhan perasaan (termasuk kemarahan), dan sifat-sifat alami Individu. Ekspresi diri mengisyaratkan keyakinan bahwa kebutuhan individu sama dengan kebutuhan orang lain. Individu bebas bertindak spontan tanpa banyak larangan. Individu merasa bebas mengejar dan membuat individu bahagia. Ekspresi diri mulai distimulasi dari masa kecil. Semua dorongan dan niat ini dibangun secara alami. Artinya, kita dimotivasi untuk mengekspresikan emosi sedih, marah, bermain, bercanda, tidak malu-malu, penuh antusias, dan lain- lain.

Ekspresi diri adalah salah satu bentuk komunikasi seseorang kepada Lingkungannya bahwa ada kebutuhan yang perlu dipenuhi. Persoalan yang seringkali muncul adalah seorang individu yang tumbuh pada masa kecilnya yang selalu membatasi ekspresi diri, dibuat tidak berdaya oleh orang tua dan lingkungan. Maka, sudah barang tentu ekspresi diri akan mengalami gangguan dalam perjalanan mengisi kehidupannya.
Menurut Sundari (2005) yang dikutip seperti yang dikutip dalam Diwyarthi (2022:62) Emosi akan terlihat sebagai perilaku yang sesuai dengan cara Yang telah dipelajari dari masyarakat. Pengalaman hidup seseorang Akan sangat mempengaruhi perkembangan dan kematangan emosinya. Seseorang yang memiliki pengalaman hidup positif tentunya akan Memiliki perkembangan dan kematangan emosi yang berbeda dengan Seseorang yang mengalami sedikit pengalaman positif.

Perkembangan emosi juga dipengaruhi oleh situasi-situasi yang. Menjadi sumber emosi. Misalnya seorang anak yang ditakut-takuti Gelap, maka anak akan takut tempat gelap. Sikap pada seseorang Setelah beberapa waktu dapat menetap dan sukar untuk di ubah lagi Dan akan menjadi prasangka. Kemudian prasangka ini akan besar pengaruhnya terhadap tingkah laku. Sikap yang disertai emosi Berlebihan disebut kompleks. Misalnya kompleks rendah diri, yaitu Sikap negative terhadap diri sendiri yang disertai rasa malu, takut, tidak Berdaya, segan bertemu orang lain dan sebagainya (Walgito. B, 2010) yang dikutip dalam buku  Emosi Diwyarthi (2022:62) akan menjadi semakin kuat apabila diberi penguatan.

Melalui ekspresi fisik (Wedge, 1995) yang dikutip dalam Diwyarthi (2022:62)  misalnya ketika seseorang sedang bahagia, maka ekspresi yang terlihat adalah tertawa atau tersenyum, dan mata yang berbinar-binar.

Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi perkembangan individu, karena sejak kecil anak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga. Karena itulah peranan orang tua menjadi amat sentral dan sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak,baik itu secara langsung maupun tidak langsung (Nuroniyah, 2023:12). Keluarga berperan memberikan Kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga,serta memberikan identitas keluarga (Nuroniyah 2023:14).

Keluarga adalah fondasi utama dalam membentuk individu, termasuk kepercayaan diri mereka. Dalam sebuah keluarga yang harmonis, interaksi antaranggota keluarga memainkan peran kunci dalam membentuk, memperkuat, dan mengembangkan kepercayaan diri anggota keluarga tersebut. Konsep ini menjelaskan bagaimana dinamika keluarga yang sehat dapat menjadi katalisator bagi perkembangan kepercayaan diri individu.

Menurut Sukitman et al. (2017:8) ada hal yang menyebabkan anak menjadi tidak percaya diri karena pengaruh orang tua.

1)Memberi Julukan Negatif pada Anak
Misalnya, ketika anak sering tersandung atau suka menjatuhkan barang, orang tua memberi julukan “si anak ceroboh”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun