Kemudian terdengar suara ayah Icha berusaha menenangkan sang istri. Icha merasa kasihan pada laki-laki yang sangat dikasihinya itu. Emosinya menurun sedikit dan dia berkata, "Icha minta maaf sama Ayah sudah bikin susah. Ayah tahu Icha tidak bermaksud buruk. Maafkan Icha sudah merepotkan Ayah. Jaga kesehatan Ayah, ya. Selamat malam."
Icha mematikan ponselnya. Dihapusnya air mata yang berlinangan membasahi wajahnya. Kemudian dia membuka pintu kamar dan berjalan lunglai ke kamar belakang. Di sana ada Elly, putri tunggalnya yang menyandang down syndromme. Gadis kecil berusia delapan tahun itu tersenyum melihat ibunya masuk ke kamarnya. Sejak tadi dia asyik menonton film kartun favoritnya di televisi. Sempat didengarnya suara sang ibu berteriak-teriak di kamar depan, tapi anak kecil itu tak mengerti maksudnya.
Kini saat ibunya merebahkan diri di atas tempat tidur bagaikan mengalami kelelahan yang teramat sangat, hati anak berkebutuhan khusus itu tersentuh. Didekatinya wanita yang melahirkannya ke dunia itu. Disentuhnya dada Icha, lalu dielus-elusnya dengan lembut. Wajah anak tak berdosa itu tersenyum manis sekali seolah-olah hendak memberi kelegaan pada ibunya.
Icha yang tak tahan lagi langsung memeluk Elly erat-erat. "Terima kasih, Elly, sudah sayang sekali sama Bunda. Bunda sungguh beruntung memilikimu, Nak. I love you, Elly. Forever."
BERSAMBUNG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H