Seorang perempuan berjilbab muncul dari lorong dan berpamitan pada resepsionis. "Saya pulang dulu ya, Mbak. Mau jemput anak-anak pulang sekolah."
"Baik, Bu. Hati-hati di jalan. Lan Laoshi masih ada di kelaskah, Bu?"
"Iya. Beliau sedang merapikan bahan-bahan kursus tadi. Sebentar lagi pasti selesai. Ada perlukah?"
"Ini ada tamu yang sedang menunggu beliau."
Perempuan berbusana muslim itu mengarahkan pandangannya pada tamu yang dimaksud. "Oh, mau les bahasa Mandarin juga?"
Sang tamu mengangguk ringan. Senyuman ramah mengembang di wajahnya yang tirus. "Iya, mau tanya-tanya dulu."
"Lan Laoshi guru yang baik dan sabar. Dia telaten mengajar bahasa Mandarin mulai dari dasar, terutama buat ibu-ibu seperti kita. Meskipun saya seorang pemula, saya bisa mengikuti pelajaran tanpa kesulitan yang berarti. Metode Lan Laoshi yang kreatif benar-benar membuat belajar bahasa Mandarin terasa menyenangkan,"puji ibu itu seraya mengacungkan jempolnya menandakan betapa puasnya dirinya menimba ilmu dengan bimbingan gurunya.
Lawan bicaranya kembali tersenyum. "Baik, saya akan pertimbangkan untuk ambil les privat di sini. Terima kasih banyak atas petunjuknya."
Perempuan yang rupanya murid Lana itu menganggukkan kepalanya. Kemudian dia berpamitan sekali lagi dan meninggalkan tempat itu. Tamu asing yang masih setia menunggu itu merasakan kelegaan mengalir di hatinya. Syukurlah, gadis itu berhasil meraih cita-citanya menjadi seorang guru bahasa Mandarin yang bermutu. Aku turut senang usahanya tidak sia-sia.
"Tunggu sebentar ya, Bu. Saya akan menemui Lan Laoshi untuk memberitahukan kedatangan Ibu. Maaf, nama Ibu siapa?"
"Wuri,"jawab perempuan itu asal saja.