Dengan demikian, kegemukan tidak boleh dianggap remeh. Ini adalah hasil dari buruknya manajemen diri dan mentalitas yang kalah oleh nafsu.
Kegemukan berpotensi besar dalam menurunkan produktivitas.
Perusahaan - perusahan yang tumbuh dengan baik  hampir selalu punya aturan tak tertulis: melarang karyawannya  kegemukan.
Ini bukan diskriminasi  tetapi menyangkut produktivitas dan hilangnya jam kerja karena penyakit yang terkait gangguan metabolisme akibat kegemukan.
Teladan dari Sejarah: Kepemimpinan dan Pengendalian Diri
Dalam sejarah Indonesia, terdapat dua tokoh militer dan polisu yang serius menyoroti pentingnya pengendalian diri, terkait postur tubuh.
Panglima ABRI Jenderal Jusuf, misalnya, pernah memerintahkan anggota militer yang kegemukan untuk segera melangsingkan badan. Alasannya jelas: kegemukan menghambat kelincahan dan membuat tentara lebih rentan dalam pertempuran.
Sementara itu, Jenderal Hoegeng, yang dikenal sebagai panglima polisi paling jujur dan tegas, juga menjadi teladan dalam menjaga postur tubuh yang ideal.
Beliau percaya bahwa fisik yang prima adalah bagian dari tanggung jawab profesi, terutama bagi aparat yang dituntut untuk gesit dan tanggap dalam menghadapi tugas fisik. Mereka wajib menjaga postur tubuh.
Perubahan Pola Hidup: Awali dengan Niat
Tidak sedikit orang yang merasa sulit untuk mengurangi berat badan, terutama setelah bertahun-tahun terbiasa dengan pola makan yang berlebihan.
Namun, perubahan selalu dimulai dari niat.
Sebagai contoh fakta, umat Muslim Indonesia, mampu berpuasa selama 13 jam di bulan Ramadan.