*"Sebuah nama yang membawa pulang hatiku ke dalam pelukan waktu,"* bisik Cahaya.
Setiap percakapan dalam mimpi itu bersenandung rima, seperti simfoni rahasia antara dua jiwa yang belum pernah bertemu.
***
Dini hari saat embun baru bernafas, Cahaya terbangun dengan dada bergemuruh. Ada desakan yang meluap-luap, menggelegak seperti air mendidih. Ia harus bertemu Senja. Tidak peduli caranya.
***
*Jejak Menuju Senja*
Cuti dua hari dia ambil tanpa banyak pertimbangan. Pesan WhatsApp kepada produser acara kuis tak kunjung berbalas. Namun usaha tak mengenal batas; Cahaya menelusuri jalan informasi hingga menemukan nama kakak Senja.
Dari kakaknya, ia mendapat secercah petunjuk---Senja tinggal di sekitar kota Malang, di rumah orangtuanya.
Kereta malam membawanya ke timur, menuju kota yang menyimpan segala yang dirindukan hatinya.
Sesampainya di sana, angin sejuk menyambut saat ia tiba di Batu. Sebuah pertemuan yang diimpikan pun terwujud di sebuah taman rumah tradisonal yang besar dengan pemandangan gunung yang menjulang biru.
Namun kenyataan sering kali lebih rumit daripada mimpi.