"Renungan itu, Sarita, adalah pengingat yang kuat. Jangan terlalu banyak menjelaskan dirimu kepada orang lain.
Yang menyukaimu tak butuh penjelasan, dan yang membencimu tak akan percaya.
Fokuslah pada hal-hal baik. Balaslah keburukan dengan kebaikan. Dan yang paling penting, sibukkan dirimu dalam kebaikan hingga keburukan lelah mengejarmu."
Sarita terdiam sejenak, membiarkan kata-kata itu meresap. Kemudian, ia menghapus air matanya, merasa sedikit lebih kuat dari sebelumnya.
"Maya, aku rasa... aku tahu apa yang harus kulakukan."
Maya tersenyum. "Apa itu, Sarita?"
"Aku akan keluar dari grup itu. Bukan karena aku kalah, tapi karena aku memilih untuk menjaga kedamaian diriku."
Pagi itu, Sarita meninggalkan coffeeshop dengan langkah yang lebih ringan. Ia tahu, meninggalkan hal-hal yang toxic bukan berarti menyerah. Itu adalah bentuk keberanian untuk melindungi dirinya sendiri.
***
*Kesimpulan*
Toxicitas dalam hubungan sosial, baik secara langsung maupun melalui media seperti grup WhatsApp, dapat menjadi sumber stres yang serius. Menghadapi perilaku semacam ini memerlukan kebijaksanaan dan kekuatan mental.