"Tapi, Mbak Cit, perempuan Asia itu kan eksotis dan sensual di mata laki bule," kilah Gita, mencoba mencari pembenaran.
"Iya, itu memang benar. Tapi itu gak cukup, Git. Bule-bule itu butuh pasangan hidup yang bisa mendidik anak, yang bisa mengelola keuangan, yang tahu bagaimana caranya hidup disiplin. Di luar negeri, gak ada cerita loo bisa santai-santai terus, karena hidup di sana juga berat.
Mereka sangat disiplin, terutama dalam urusan keuangan. Semua diatur dengan detail, dari dana pendidikan anak sampai dana pensiun," ujar Citra. Tatap matanya tajam, menusuk mata Gita
"Wah, loo serius banget ngomongnya, Mbak Cit," Gita berusaha tersenyum, tapi raut wajahnya berubah menjadi cemas.
Citra tersenyum tipis, lalu berkata,
"Gue cuma pengen loo gak hidup dalam mimpi, Git. Hidup di luar negeri itu gak seindah yang loo bayangkan. Lo harus siap kerja keras, disiplin, dan bertanggung jawab. Bule-bule papan atas itu, gak punya pohon duit, dan mereka gak mau jadi mesin ATM buat pasangan yang gak punya kualitas."
Gita terdiam lama, berpikir tentang semua yang baru saja dikatakan oleh Citra.
"Terus, gimana kalau gue tetep mau nikah sama bule? Apa yang harus gue lakuin?" , tanya Gita pelan, suaranya terdengar lebih serius.
Citra tersenyum dan menepuk bahu sahabatnya. "Loo harus mulai dari diri lo sendiri, Git. Lo harus meningkatkan kualitas diri lo, belajar lebih banyak, jadi pribadi yang disiplin dan bertanggung jawab. Lo juga harus belajar bagaimana mengelola keuangan, mendidik anak, dan menjadi istri yang baik. Bule atau laki lokal yang bener, mereka semua butuh pasangan yang bisa mendukung mereka dalam hidup, bukan cuma sekedar pemanis."
Malam itu, Gita diantar Citra pulang dengan sedan mewah inventarisnya.
Di atas jok empuk yang melaju di jalan Tol, pikiran Gita penuh dengan berbagai kekisruhan.
Kata-kata Citra terus terngiang di kepalanya. Ia kini sadar bahwa hidup tidak semudah yang dibayangkannya, dan bahwa menikah dengan bule bukan jaminan hidup enak tanpa kerja keras.Â
Ada tanggung jawab besar yang harus dipikul, dan ia harus siap dengan segala konsekuensinya.
---