Gita terdiam, sedikit bingung dengan ucapan Citra. "Maksud loo ?"
"Gini, Git. Di luar negeri, di negara maju, sebut saja profesi seperti 'Escorter' itu sangat dihormati. Tapi bukan sembarang orang yang bisa jadi 'Escorter'. Mereka itu pintar, punya pendidikan tinggi, bisa berbicara beberapa bahasa asing, dan punya wawasan yang luas. Mereka bisa diajak ngobrol apa saja, dari seni sampai politik. Mereka bukan cuma sekedar body semlohay yang bikin mata laki melotot, tapi punya kualitas yang tinggi," jelas Citra dengan serius.
Bola mata Gita melirik ke arah kiri atas, mencoba memahami penjelasan Mbak Citra.
"Mbak Cit, Ladies  Escoter itu profesi apa sih ? Apakah seperti PSK terselubung yang pelanggannya Politisi, Pejabat dan Pebisnis papan atas, seperti di sini ?"
Citra terdiam sejenak saat Gita usai bertanya. Tiba-tiba ingat bisik-bisik gosip dibelakangnya yang sampai ketelinganya. Dirinya dituding merangkap profesi seperti itu, selain jadi Sekretaris Direktur.
"Gita , Gita, ... Masak, loo belum paham. Profesi 'Escorter' biasanya mengacu pada seseorang yang menemani atau mengawal individu lain, sering kali dalam konteks sosial atau pribadi.
Seperti menghadiri acara, makan malam, atau pertemuan bisnis.
Pekerjaan ini memang tidak terkait dengan jasa administratif atau pelayanan terselubung.
Sebaliknya, peran utama seorang Escorter adalah memberikan pendampingan, kenyamanan, dan kadang-kadang percakapan yang menyenangkan kepada klien mereka. Semacam Coach atau layanan Psikologis, seperti Curhat, misalnya.
Namun, penting untuk Gita ketahui bahwa istilah "Escorter" bisa saja memiliki konotasi yang berbeda tergantung pada konteksnya. Termasuk di beberapa situasi yang mungkin lebih kontroversial atau tidak sesuai dengan norma-norma tertentu. Tetapi secara umum, Escorter tidak termasuk dalam jasa administratif ataupun pelayanan khusus yang tersembunyi.
Gita terdiam, mendengarkan penjelasan Citra yang membuatnya berpikir lebih dalam.Â
Citra melanjutkan, "Loo pikir, bule kaya mau nikah sama cewek yang cuma modal tampang dan body doang? Nggak, Git. Mereka juga butuh pasangan yang bisa jadi teman bicara, yang bisa mendampingi mereka dalam segala hal, yang punya kualitas hidup yang baik. Jangan mimpi kalau loo cuma modal fisik dan goyangan doang."