"Biasa-lah, .... karena .... Sepertinya memang dirancang hanya tahan 6 atau 7 bulan saja".
Pengunjung yang lain nimbrung,
"Demi terus tersedianya lapangan kerja padat karya, ... dan ... pasar bagi penjual bahan bangunan, ..."
"Termasuk berbagi rejeki untuk pemborong, pemenang proyek. Lalu bagi-bagi rejeki, pada para bohir dan pengawas. Tahu sama tahu-lah, ....Supaya roda ekonomi tetap berputar" , sambung yang lain.
Mereka terus melanjutkan pembicaraan, kini berkisar keberuntungan diseputar kaki lima, selokan yang ditutup agar jalan terlihat lebih lebar. Termasuk deretan keramik warna kuning, dengan tekstur kotak-kotak, 3 senti-meteran.
Fungsi tekstur itu, sebagai panduan jalan, bagi tuna netra. Sebagai bentuk kepedulian dari mereka yang mampu melihat.
***
Biasa, perbaikan dimulai sekitar-setiap oktober, selesai februari. Sisa anggaran, lahan basah, tahu sama tahu. Harus dihabiskan, agar pengajuan tahun berikutnya, tidak dikurangi.
Bukan tentang halal-haram, atau modal maksiat, biaya beli jabatan, saatnya yang lurus disebut bengkok, yang belok dibilang lempeng.
Biarlah yang seperti itu jadi bahan debat dan saling tuduh para politisi. Mereka ahli dalam mengkritisi hal-hal seperti itu. Itu sudah jadi pekerjaannya, tugasnya selaku wakil Rakyat.
Orang-orang pinggiran seperti diriku, tak punya cukup enerji, untuk bersuara lantang mengingatkan. Tentang hal-hal yang tak pantas terjadi dan bikin ngilu yang masih punya nurani.