Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pesan Rhenald Kasali untuk Pelaku Usaha Bisa Bangkit Lagi

12 Maret 2022   23:49 Diperbarui: 12 Maret 2022   23:56 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebab, banyak juga bisnis yang justru melejit di tengah pandemi. Sebagian lainnya justru tersuruk dan terpuruk.

Ini juga selaras dengan pandangan Thomas Robert Maltus, yang juga dikutip oleh Prof Rhenald di buku Shifting.

Ya, akan ada masa di mana manusia menghadapi berbagai ketakutan, terutama terkait urusan pangan. Urusan perut dan bagaimana mengisinya. Bahwa kemampuan bumi menghasilkan pangan kalah oleh cepatnya pertumbuhan penduduk.

Ketakutan atas kemungkinan itu, bahkan ancaman begitu, menurut Maltus justru dibutuhkan. Bahkan selalu dibutuhkan. Sebab ketakutan dengan kemungkinan itulah yang justru bikin inovasi muncul. Berbeda jika manusia hanya menghadapi hal-hal yang terus menggembirakan, ini justru melenakan. Inovasi bisa mati.

Di luar cerita dari buku beliau, di depan ratusan orang yang menyimaknya di lokasi dan melalui YouTube, soal dampak pandemi, ia mengajak melihat Bank Jago yang justru melejit di tengah pandemi. Di sisi lain, usaha penerbangan justru jatuh. 

Jadi, katanya, sebenarnya masalah yang dihadapi tidak benar-benar sama sepenuhnya. Selain ada soal nasib yang berbeda, juga ada tingkat keruwetan yang juga berbeda.

"Lalu bagaimana supaya bisa survive? Pesan saya, jangan diam," ia menggarisbawahi. Sekaligus, ini juga mengingatkanku pada buku beliau yang rilis 17 tahun lalu, CHANGE!

Di buku itu sendiri, ia mengingatkan bahwa banyak pilihan yang diberikan oleh perubahan itu. Ikut berubah, diam, melawan, atau diubah.

Namun kali ini, ia lebih menekankan untuk tidak diam.

"Misal, jika ada tempat di mana ada bazaar, datengin. Ikut saja. Itu bisa jadi ajang untuk promosi. Dulu, kita cenderung fokus hanya pada produksi. Sekarang, kita harus bisa produksi sekaligus mobilisasi."

Bergerak dan menggerakkan. Setidaknya itulah clue yang kutangkap saat beliau membedah soal mobilisasi untuk membuka jalan agar sebuah usaha bisa survive. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun