Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pesan Rhenald Kasali untuk Pelaku Usaha Bisa Bangkit Lagi

12 Maret 2022   23:49 Diperbarui: 12 Maret 2022   23:56 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soal ini sempat jadi catatan beliau juga di salah satu bukunya: The Great Shifting, yang beliau rilis pada 2018 lalu. 

Di sana, buku itu, beliau menyorot bagaimana keberadaan gawai bikin banyak orangtua pun terkadang berjarak dengan anak. 

Satu sisi seorang ibu tetap menyusui, sebagai contoh, namun di sisi lain tangan sibuk dengan handphone dan media sosial.

Berubah. Beda dengan dulu, sambil menyusui bayi masih sempat mengusap kepala hingga memeluk anaknya.

Namun kali ini, kusimak ada semacam ekspresi lega di wajah pendiri program doktoral manajemen strategis di Universitas Indonesia itu. Ya, lega mungkin karena bisa melihat di depannya banyak orang tak lagi larut dengan gawai, dan masih menunjukkan minat besar untuk belajar.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Ya, meskipun tak ada larangan untuk menggunakan gadget atau gawai mereka di sana, mereka memilih menepikan gawai di tangan. Hanya fokus pada suara Prof Rhenald yang pelan-pelan mulai bersaing dengan suara hujan.

Terlebih saat Prof Rhenald mengajak berkontemplasi. "Sekarang, semua bisa saja berwirausaha. Tetapi, dalam lima tahun ke depan, siapa yang masih bertahan, atau tutup!" 

Tampaknya, pengunjung yang memang rata-rata adalah pelaku usaha, ikut membayangkan kemungkinan ke tahun-tahun mendatang. Termasuk aku sendiri, tentunya.

Prof Rhenald memberikan contoh dari pengalamannya sendiri, terutama di Rumah Perubahan yang dijalaninya.

"Saya di sini membangun tempat pernikahan untuk orang Batak. Kapasitasnya seribu orang." Ia membuka ceritanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun