Mohon tunggu...
Sesilia Novenda
Sesilia Novenda Mohon Tunggu... Freelancer - Happy to have another experience

Hai! Nama saya Sesil. Saya sangat senang dan antusias terhadap pekerjaan yang dapat memberikan layanan. Itu sangat menyenangkan :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Analisis Penerapan Teori Persuasif dalam Poster Peduli Lingkungan

5 April 2017   02:07 Diperbarui: 5 April 2017   10:30 2144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konsep persuasi memory, gangguan (distraction) yang terjadi pada masyarakat adalah terdapat perusahaan yang tidak mau menerima kayu yang bersertifikat yang berasal dari hutan rakyat desa Selopuro. Gangguan ini bisa saja menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat desa Selopuro terhadap sertifikasi kayu hutan rakyat yang didukung pemerintah. Namun, semua ini dapat diatasi jika masyarakat mengingat kembali hal-hal yang telah terjadi di desa mereka ketika kesulitan sumber air. Poin-poin penting dalam kepercayan baru masyarakat desa Selopuro ini akan terus diingat.

Sedangkan untuk melihat rute periferal, dapat terjadi pada orang yang kurang memiliki pengalaman langsung. Misalnya masyarakat kota yang dapat dikatakan jarang merasakan langsung pentingnya hutan. Ketika target persuasi yang kurang memiliki pengalaman melihat poster di atas, akan sulit mengubah gaya hidup menjadi pro lingkungan. Target persuasi mungkin menyukai konsep yang digambarkan di atas karena sosok bayi yang dipeluk oleh sebuah pohon, namun target persuasi kurang memperhatikan maksud dari poster di atas, karena tidak memiliki pengalaman terhadap hutan. Mungkin target persuasi akan melakukan pilihan untuk mulai pro lingkungan dengan menanam tanaman, namun keadaan ini dapat menghilang jika target tidak menemukan alasan yang tepat untuk terus menanam pohon atau merawat lingkungan. Sebaliknya, jika target persuasi menemukan alasan yang tepat atau bahkan manfaat dari menjaga alam, pengaruh yang terjadi dapat menjadi permanen seperti rute sentral.

PENUTUP

Iklan layanan masyarakat memang dapat dilakukan dengan berbagai macam media, salah satunya melalui poster. Kini cara menyebar poster dapat dengan mudah dilakukan. Orang tidak perlu repot menyebarkan di ruang publik agar dapat dilihat, hanyak dengan satu ‘klik’ saja poster sudah tersebar luas. Poster juga merupakan salah satu media untuk persuasi.

Kasus deforestasi hutan terus terjadi, khususnya di Indonesia. Persediaan hutan dunia terus mengalami penurunan. Jika keadaan ini terus terjadi, maka hal paling dapat dirasakan adalah meningkatnya suhu bumi, mudahnya terkena bencana seperti banjir atau tanah longsor. Maka dari itu, kini pemerintah sedang gencar-gencarnya mengajak masyarakat untuk menjaga dan memelihara hutan. Selain untuk menunjang kehidupan manusia, pelestarian hutan juga merupakan investasi jangka panjang bagi anak cucu.

Menanamkan struktur kepercayaan baru di benak masyarakat mungkin lebih mudah dilakukan ketimbang mengubah cara berpikir pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu dalam mengeksploitasi hutan. Perkembangan industri terkadang membutakan pihak-pihak yang memiliki kepentingan untuk turut melestarikan hutan, karena cara berpikir mendapatkan profit dari ‘mengonsumsi’ hutan sudah tertanam sangat kuat. Maka dari itu, peran pemerintah sangat penting dalam mengatur pemanfaatan hutan. Pemerintah juga sudah sewajarnya bertindak tegas jika terjadi pelanggaran, agar tidak menjadi pembiaran masalah.

SESILIA NOVENDA / 150905633

FISIP UAJY

SUMBER REFERENSI

Bbc.com. (2015). El Nino pengaruhi kebakaran hutan di Indonesia. Diakses pada 1 April 2017 melalui : http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/08/150825_indonesia_kebakaranhutan

_______. (2015). Hutan sumatera dan Kalimantan sumbang deforestasi global. Diakses pada 3 April 2017 melalui : http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/04/150428_sains_hutan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun