Mohon tunggu...
Sesilia Novenda
Sesilia Novenda Mohon Tunggu... Freelancer - Happy to have another experience

Hai! Nama saya Sesil. Saya sangat senang dan antusias terhadap pekerjaan yang dapat memberikan layanan. Itu sangat menyenangkan :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Analisis Penerapan Teori Persuasif dalam Poster Peduli Lingkungan

5 April 2017   02:07 Diperbarui: 5 April 2017   10:30 2144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



PEMBAHASAN

 Sebagai objek analisis, penulis memilih iklan layanan masyarakat berbentuk poster karya Doni Susanto dari kota Surakarta.

go-green-artworks-557x372-58e3eb9d7597732a342fee9c.jpg
go-green-artworks-557x372-58e3eb9d7597732a342fee9c.jpg
Gambar 1

Hutan merupakan objek vital yang sudah selayaknya dilindungi oleh setiap warga negara. Kelestarian hutan akan membantu kehidupan setiap makhluk hidup. Mulai dari kebutuhkan oksigen, rumah bagi flora dan fauna, hingga pengatur iklim dunia. Jika luas hutan terus berkurang, maka tidak hanya manusia saja yang terancam, tetapi juga tumbuhan dan hewan pun terancam.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2017, Indonesia memiliki luas kawasan hutan di daratan mencapai 120.773.441,71 juta ha (bps.go.id, 2017). Jumlah ini menandakan bahwa keberadaan hutan di Indonesia menjadi tumpuan keberlangsungan hidup bagi masyarakat dunia. Namun, Indonesia termasuk negara dengan tingkat deforestasi tertinggi di dunia, mencapai sekitar 680.000 hektar per tahun (Yudhono, 2015). Deforestasi yang sering terjadi di Indonesia adalah pembakaran hutan untuk membuka lahan baru dan pembalakkan liar. Memang, manusia membutuhkan hutan untuk memenuhi kebutuhan, tetapi manusia juga perlu memperhatikan aspek-aspek lain untuk masa depan.

Poster di atas merupakan bagian dari kampanye untuk melestarikan hutan. Harapannya, poster tersebut mampu memberikan kesadaran bagi manusia untuk mulai menjaga hutan. Harapan dari poster di atas dapat dilihat melalui tagline yang diberikan oleh Doni Susanto, yaitu ‘Mari jaga mereka sekarang, kelak mereka yang menjaga anak cucu kita’.

Kata ‘mereka’ yang dimaksud adalah hutan itu sendiri. Alasan dari pertanyaan mengapa hutan harus kita jaga, karena hutan lah yang mampu memberikan segala kebutuhan kita. Awalnya, tanah yang kita tempati sebagai pemukiman merupakan hutan. Kayu-kayu yang digunakan untuk membangun sebuah gedung, seperti rumah, berasal dari pepohonan yang ada di hutan. Jika kegiatan ‘mengonsumsi’ hutan terus dilakukan tanpa adanya penggantian pohon atau perbaikan kawasan hutan, maka lama-kelamaan kawasan hutan akan terus berkurang, dan anak cucu yang akan tinggal di bumi mungkin dapat diprediksi akan kesulitan bertahan hidup. Selain mengurangi populasi pepohonan, terus mengonsumsi hutan juga mampu mengurangi populasi flora dan fauna yang ada di dalam hutan. Akibanya, kini flora dan fauna mengalami kelangkaan atau bahkan kepunahan.

Tagline yang disematkan oleh kreator poster di atas, dijelaskan dengan gambar pohon yang memeluk seorang bayi yang tertidur dengan lelap. Artinya, kehadiran hutan dapat memberikan keteduhan bagi manusia. Fungsi hutan sebagai pengatur iklim, memberikan kondisi yang seimbang bagi bumi. Semakin luas hutan yang dijaga, maka suhu bumi akan terjaga. Bumi tidak akan semakin panas, karena tumbuhan-tumbuhan yang ada di hutan akan menyerap karbon dioksida, yang kemudian akan di reproduksi hingga menjadi oksigen yang segar. Kenyamanan yang diberikan hutan bagi manusia, kini dikalahkan dengan kebutuhan manusia yang tidak pernah merasa puas. Tahun 2015, selama kurun waktu 10 tahun, kasus deforestasi mengalami penurunan, namun tetap ada kecenderungan meningkat kembali (bbc.com, 2015).

Pemaparan iklan layanan masyarakat melalui poster di atas merupakan salah satu bentuk persuasi. Berdasarkan teori Elaboration Likelihood Model (ELM), target dari persuasi akan terbagi menjadi dua rute, yaitu rute sentral dan rute periferal. Target persuasi dari poster di atas adalah masyarakat dunia. Hasil yang diinginkan dari kreator adalah hasil yang permanen, yang dapat melekat pada pikiran masyarakat. Poster di atas, dapat dengan mudah diterima dan dilaksanankan pada masyarakat yang telah memiliki pengalaman langsung dengan hutan. Sebagai contoh, masyarakat di desa Selopuro, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Dilansir dari bbc.com (Lestari, 2010), daerah ini merupakan daerah hutan rakyat yang diawali pada tahun 1972. Awalnya, masyarakat di desa Selopura juga sering melakukan penebangan pohon yang tidak dibarengi dengan penanaman. Setelah merasakan kesulitan sumber air, masyarakat mulai menyadari pentingnya menjaga hutan. Kini setiap masyarakat yang menebang satu pohon, harus diganti dengan menanam sepuluh pohon. Manfaat dari berlangsung sistem ini pun sudah dirasakan, yaitu masyarakat tidak lagi harus menempuh jarak 1,5 kilometer untuk mendapatkan sumber air.

Sesuai dengan kriteria dari teori ELM dalam rute sentral, masyarakat desa Selopura telah memiliki pengalaman langsung. Kesulitan mendapatkan sumber air di masa lampau membuat sistem kepercayan baru mengenai pentingnya memelihara hutan dengan tebang pilih. Keadaan ini pun turut didukung pemerintah yang memberikan sertifikat terhadap kayu-kayu yang didapatkan di hutan rakyat (Lestari, 2010). Kegiatan tebang pilih kini sudah menjadi hal yang terus direproduksi oleh masyarakat Selopuro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun