Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

HGN ke-30: Indonesia Kuat, Bila Banyak Guru Hebat Level Pendidik

25 November 2024   14:27 Diperbarui: 25 November 2024   15:08 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Dalam KBBI, makna hebat memiliki itu terlampau, amat sangat (dahsyat, ramai, kuat, seru, bagus, menakutkan, dan sebagainya). Lalu kuat bermakna banyak tenaganya (gayanya, dayanya); mampu mengangkat (mengangkut dan sebagainya), tahan (tidak mudah patah, rusak, putus, dan sebagainya), tidak mudah goyah (terpengaruh), teguh (tentang iman, pendirian, kemauan, dan sebagainya), ketat (tentang pertahanan, penjagaan, dan sebagainya), tahan (menderita sakit dan sebagainya), kencang (tentang angin), berat (tekanannya), keras, nyaring, erat (tentang ikatan), mampu dan kuasa (berbuat sesuatu), mempunyai keunggulan (kecakapan dan sebagainya) dalam suatu pengetahuan (kecakapan).

Merujuk makna hebat dan kuat, kira-kira bagaimana cara untuk mewujudkan tema itu, ya? Jangan cuma sekadar membuat slogan, lalu berharap agar guru dapat membangkitkan semangat dengan menjadi pendidik yang hebat demi terciptanya Indonesia yang lebih maju. Padahal, sampai detik ini, paradigma guru itu masih sama sesuai makna KBBI, yaitu pengajar. Bukan pendidik.

Sudah berulang kali saya tulis artikel tentang apa bedanya guru yang baru tahap mengajar dan guru yang sudah sampai memiliki kompetensi mendidik.

Apa hasil dari mengajar? Apa hasil mendidik? Berapa persen guru di Indonesia yang levelnya baru mengajar? Bahkan, "di lapangan", dalam beberapa kesempatan saya melakukan kegiatan pendidikan, sangat mudah ditemukan guru yang levelnya baru mengajar, padahal  sudah berijazah pendidikan S-2, sudah mengantongi sertifikasi guru.

Wahai pemerintah, saya menggaransi, bila pemerintah berhasil membuat semua guru levelnya berada di posisi pendidik dan mendidik, maka negeri ini, akan bebas dari tawuran pelajar. Negeri ini akan bebas dari orang tua yang sok tahu hingga sampai mempolisikan guru. Karena guru adalah ujung tombak pendidikan!

Mengajar, mendidik

Secara spesifik, sebenarnya apa perbedaan mengajar dan mendidik itu? Dapat dilihat dari hasilnya.

Hasil mengajar atau hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar.

Hasil belajar dapat berupa:
-Nilai yang dihasilkan dari ulangan, ujian, atau tes
-Perubahan, penalaran, kedisiplinan, keterampilan, dan lain sebagainya.

Hasil belajar merupakan hasil dari interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi. Indikator keberhasilan mengajar, di antaranya:
-Kemampuan guru menyusun RPP
-Kemampuan mengajar
-Peningkatan pencapaian siswa
-Adanya perubahan perilaku siswa
-Adanya kemajuan mengajar
-Penggunaan metode pengajaran yang efektif.

Hasil mendidik dapat berupa: -Siswa yang menjadi tenaga terampil
-Siswa yang memiliki kecakapan hidup
-Siswa yang dapat mengasah keterampilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun